News

Sisi Lain Pertunjukan Tarian Skizofrenia

191
×

Sisi Lain Pertunjukan Tarian Skizofrenia

Sebarkan artikel ini
Sisi Lain Pertunjukan Tarian Skizofrenia

BANDUNG, (CAMEON) – Ada yang pernah menonton Drama Korea It’s Oke That Love yang ditayangkan pada akhir tahun 2014? Drama yang diperankan oleh Jo In Sung sebagai pengidap Skizofrenia dikemas secara apik hingga mengurai airmata penonton.

Dalam drama tersebut, Jo In Sung didiagnosa menderita penyakit mental, ia bisa mengatasinya melalui pertolongan orang di sekitarnya dan perawatan aktif. Karakter ini mampu membentuk opini publik bahwa penderita penyakit ini menjadi lebih positif dan empatik.

Berbeda dengan Korea, Santi Pratiwi yang didukung oleh Lokra, Shoking Rajah Performing Art dan Teater Lakon menggelar pertunjukan Dance Teather Skizofrenia. Rencananya Dance Teater tersebut, akan digelar di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Sabtu (30/7) pukul 19.00 WIB.

Untuk pertunjukan nanti, pihaknya akan menggunakan konsep black box. Menurut perempuan yang meraih hibah seni keliling yayasan kelola 2016, Santi Pratiwi, membutuhkan waktu dua tahun untuk melakukan riset atas penyakit tersebut di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya.

“Tarian ini didedikasikan untuk pamannya yang sudah meninggal akibat penyakit tersebut,” kata Santi kepada wartawan saat preskon di GIM, Jumat (29/7).

Melalui dance ini, dirinya ingin memberitahukan sisi lain dari pengidap skizofrenia. Kata dia, orang yang terkena penyakit tersebut seringkali disebut sebagai orang gila. Lebih dari itu, para pengidap memiliki kelebihan yang tidak terduga oleh orang normal.

Dia menjelaskan, tarian ini akan digelar di dua kota lainnya di Indonesia. Untuk pertunjukan di Bandung, dia mengatakan ini merupakan rangkaian ketiga dalam pagelaran.

Walaupun begitu, pihaknya masih sering kesulitan melakukan peleburan paska pentas. Bahkan seringkali terbawa penyakit psikologi tersebut. “Saya harus sering-sering menghibur diri dengan melakukan menulis dan mengobrol untuk menghilangkannya,” jelasnya.

Dalam preskon tersebut, pihaknya sempat menggelar gladiresik sebagai gambaran pagelaran. Dalam banyak gerakan tarian, seringkali digambarkan terdapat dua orang penari yang menari dengan gerakan yang sama. Akan tetapi, berbeda satu dengan lainnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, para penderitanya akan mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Oleh karena itu, penderita skizofrenia sulit dalam berinteraksi secara sosial dan beraktivitas sehari-hari. Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori, yaitu gejala negatif dan positif.

Gejala negatif skizofrenia biasanya berupa, rasa enggan untuk bersosialisasi dan tidak nyaman berada dekat dengan orang lain.  Sehingga lebih memilih untuk berdiam di rumah. Lalu, Kehilangan konsentrasi, pola tidur yang berubah dan kehilangan minat dan motivasi baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain maupun dalam hidup secara keseluruhan.

Ketika penderita sedang mengalami gejala negatif, dia akan terlihat apatis dan datar secara emosi. Sedangkan gejala positif skizofrenia diantaranya, berhalusinasi, delusi,  pikiran kacau dan perubahan prilaku.

“Perilaku penderita skizofrenia juga menjadi tidak terduga dan bahkan di luar norma,” ungkapnya. Dia mencontohkan, mereka menjadi sangat gelisah atau mulai berteriak dan memaki tanpa alasan.  cakrawalamedia.co.id (Nta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *