Di atas podium, ia mengatakan, pembangunan yang anggarannya relatif besar selalu diikuti isu yang tidak sedap. “Hadir fitnah sini fitnah sana. Itu sudah biasa,” tandasnya saat memberi sambutan dalam peresmian pembangunan Jalan Mangkubumi-Indihiang (Mangin), Rabu, 27 April 2016.
Ia menegaskan, isunya macam-macam. Misalnya, ada yang mengatakan wali kota membeli banyak tanah di sekitar Jalan Mangin. “Silakan dicek, Pak lurah, Pak camat… Selama saya dilantik jadi wali Kota Tasikmalaya saya tidak pernah membeli tanah semeterpun. Rp 100 juta diburuhan ku sayah,” ujarnya meyakinkan.
Bukan hanya terkait Jalan Mangin. Saat pembebasan lahan 30 hektar untuk penegerian Universitas Siliwangi pun sama. “Alhamdulillah sok kena fitnah. Ini milik Pak Budi, itu milik Pak Budi. Pihak-pihak lain yang mencoba memprovokasi tolong. Ini untuk kepentingan Kota Tasikmalaya. Kalau ada yang salah, mari perbaiki bersama. Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini,” tuturnya.
Menurutnya, pembangunan Jalan Mangin salah satunya untuk mempercepat pertumbuhan roda ekonomi, dan peningkatan optimalisasi terminal dan Pasar Indihiang. Itu di arah barat. Untuk wilayah timur dan selatan, Budi berencana membangun jalan lingkar utara dan lingkar selatan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Bina Marga Pengairan Pertambangan dan Energi, Ivan Dicksan, menyebutkan, pembangunan jalan sepanjang 6,9 km yang sudah dirintis sejak 2003 itu menghabiskan anggaran Rp 89 miliar lebih. “Sebanyak 96 persen anggaran itu bersumber dari Provinsi Jawa Barat,” imbuhnya. initasik.com