BANDUNG, (CAMEON) – Isteri dari Presiden Keempat Republik Indonesia, Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, kaget dengan keadaan Kampung Girang, Banjaran, Kabupaten Bandung. Dalam Roadshow Sahur tersebut dia sempat terenyuh ketika menyapa masyarakat setempat.
Akses yang kurang memadai ternyata dapat membuat mereka bertahan hidup. Kedatangan Shinta hanya ingin menyapa masyarakat Indonesia tanpa memiliki maksud tertentu. Keadaan dia ternyata disambut dengan beberapa kreasi anak-anak PAUD setempat. Dan itu membuat dia tersenyum geli dengan tingkah pola anak-anak yang menyambutnya.
Adanya kehidupan rukun dalam beragama, ternyata menjadi catatan khusus dalam kunjungan tersebut. “Acara yang melibatkan berbagai umat beragama ini harus sering dilakukan, sebagai tidak adanya sekat antar agama,” kata Sinta kepada wartawan ditemui usai santap sahur, Sabtu (11/5).
Diakui olehnya, kegiatan semacam ini sudah sering digelar, baik sebelum perginya Gus Dur atau pun sesudahnya. Acara seperti ini dianggap sebagai salah satu perdamaian dan pluralisme yang ada di Indonesia.
Dia berpandangan bulan puasa mengajarkan manusia untuk saling mengasihi dan menolong antar sesama umat beragama. Pada hakikatnya, bulan puasa mengajarkan tentang persaudaraan sejati.
“Menjaga kerukunan antar umat beragama sama dengan menjaga Bhineka Tunggal Ika,” ucapnya.
Dia bertekad acara seperti ini akan terus dilaksanakan setiap tahunnya. Serta ke depan pihak pemerintah bisa ikut terlibat serta menjaga bhineka tunggal ika.
“Pemerintah dengan acaranya ini bisa dibangunkan tentang kesadaran kerukunan antar umat beragama,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, ketua panitia Ignatius Yunanto mengatakan banyak terkandung ajaran dan pesan moral. “Serta terkandung juga nilai luhur, kemanusiaan, persaudaraan sejati antar sesama umat,” katanya.
Kegiatan ini diselengarakan bersama masyarakat yang peduli pada nasib sesama manusia, lintas batas agama, suku, ras dan budaya. Pihaknya menjelaskan, acara semacam ini sebagai bentuk refleksi dan pembelajaran terhadap iman. Sekaligus ruang belajar menciptakan keharmonisan hidup bermasyarakat.
“Ini menjadi gerakan bersama untuk mewujudkan bentuk keadilan dan perdamaian di negara ini,” ungkapnya.
Salah satu warga yang ikut, Fairuz( 24) mengatakan acara semacam ini perlu digelar tidak hanya satu kali dalam setahun. “Perlu digelar juga berkali-kali guna meningkatkan kebersamaan dalam berbagai kalangan masyarakat,” ujarnya.
Acara ini merupakan tahun ke 15 diadakannya roadshow dialog kemanusiaan Shinta Nuriyah ke sejumlah kota di Indonesia. Di Bandung, acara ini sebagai hasil kerjasama 11 lembaga lintas bidang dan lintas agama salah satunya Jakatarub (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama).
Dalam kesempatan sebelumnya, digelar pula buka bersama dan dialog kemanusiaan dengan melibatkan 400 orang masyarakat dari berbagai kalangan di Gede Bage, Kota Bandung, Jumat (10/6). cakrawalamedia.co.id (nta)