JAKARTA (CM) – Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, tengah menjadi sorotan publik setelah munculnya tuduhan perselingkuhan yang menyeret namanya bersama seorang model majalah pria dewasa, Lisa Mariana.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui media sosial, Lisa Mariana mengklaim bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengan Ridwan Kamil dan bahkan menyebut telah memiliki seorang anak dari hasil hubungan tersebut. Ia juga mempublikasikan sejumlah bukti yang disebut-sebut mendukung pengakuannya.
Kabar ini tentu mengejutkan masyarakat, terlebih karena selama ini Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang religius dan menunjukkan citra keluarga harmonis bersama istrinya. Ia bahkan kerap dijadikan panutan dalam hal rumah tangga, khususnya di kalangan ibu-ibu.
Namun, pengakuan terbuka dari Lisa Mariana membuat publik mulai mempertimbangkan ulang citra tersebut. Dalam unggahannya, Lisa menyebut bahwa dirinya bukan satu-satunya wanita yang pernah menjalin hubungan dengan Ridwan Kamil. Nama model lain, Ayu Aulia, juga disebut-sebut memiliki keterkaitan dalam isu serupa.
Reaksi publik pun beragam. Banyak netizen yang menyampaikan rasa kecewa dan mempertanyakan kebenaran dari tuduhan tersebut. Di sisi lain, beberapa juga masih memilih untuk tidak langsung percaya sebelum ada klarifikasi resmi dari pihak Ridwan Kamil.
Isu ini semakin memanas ketika netizen menggali unggahan lama di akun Twitter pribadi milik Ridwan Kamil. Salah satu cuitan tahun 2010, yang dinilai mengandung kalimat tak pantas, kembali viral dan menjadi bahan perbincangan di berbagai platform media sosial.
“#Romantis adalah, mau dikeluarin di mana? Gubraag,” demikian isi cuitan yang dimaksud. Kalimat tersebut dinilai sebagian pengguna sebagai tidak senonoh, memicu berbagai komentar negatif dan repost di akun-akun gosip.
Tak sedikit warganet yang menyampaikan kekecewaan mereka melalui komentar di akun Instagram Ridwan Kamil. Meski demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan mengenai tudingan yang beredar. Ia pun terlihat memilih untuk tidak menanggapi berbagai pertanyaan dari media maupun publik.