News

Ratusan Warung Tenda Biru Dipantai Barat Pangandaran Porak Poranda Diterjang Gelombang Pasang

407
×

Ratusan Warung Tenda Biru Dipantai Barat Pangandaran Porak Poranda Diterjang Gelombang Pasang

Sebarkan artikel ini
Ratusan Warung Tenda Biru Dipantai Barat Pangandaran Porak Poranda Diterjang Gelombang Pasang

PANGANDARAN, ( CAMEON ) – Ratusan warung tenda di kawasan harim laut Pantai Barat Pangandaran, porak poranda diterjang gelombang pasang air laut atau pancaroba. Selain itu, belasan perahu nelayan yang diparkir di pantai barat Pangandaran rusak serta bergeser dari tempat akibat kuatnya terjangan ombak.

Berdasarkan pantauan cakrawalamedia.co.id gelombang air pasang tinggi yang terjadi di Pantai Barat Pangandaran, selain merusak warung ditepi pantai, pancaroba juga merusak beberapa perahu nelayan dan menyeret sejumlah jaring yang merupakan peralatan untuk menangkap ikan.

Salah seorang pemilik warung yang terkena terjangan ombak, Joko Winoto mengaku warung miliknya rusak akibat diterjang gelombang air pasang.  “Dalam sepekan ini, ombak air laut terbilang tinggi. Namun, sejak kemarin sampai hari ini, gelombang air pasang sangat tinggi dan memporakporandakan ratusan warung,” ujarnya kepada cakrawalamedia.co.id saat ditemui di pantai barat, Kamis (9/6).

Joko menjelaskan bahwa Tanda-tanda datangnya gelombang air pasang mulai terlihat sejak pukul 08.00 WIB. “Ombak yang paling besar dengan tinggi air 3 meter itu mulai pukul 09 ke atas,” tuturnya.

“Pancaroba seperti ini pernah terjadi sekitar 3 tahun yang lalu, tetapi tidak separah ini, kalau sekarang warung dan perahu yang rusak saja mencapai ratusan,” ungkap Joko.

Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Tini mengaku warung serta isi dagangannya hancur diterjang ombak. “Yang paling banyak rusaknya kursi dan meja,  sedangkan etalase masih bisa diselamatkan dan langsung dibawa pulang ke rumah,” tutur Tini.

” Akibat terjangan gelombang air pasang ini, kerugian diperkirakan mencapai Rp 2 jutaan, belum malamnya suka ada penjarahan yang dilakukan oleh orang-orang yang sengaja mengambil kesempatan,” keluhnya.

Dengan situasi yang membahayakan, lanjut Tini, dirinya untuk sementara waktu memilih tidak berjualan sampai situasinya benar-benar aman. “Sementara waktu mah libur dulu sampai kondisi air laut aman. Kalau memaksakan jualan, saya masih trauma dengan kejadian tsunami 2006 silam,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Andriansyah)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *