Pangandaran

Ratusan Hektare Sawah di Pangandaran Gagal Masa Tanam Akibat Terendam Banjir

71
×

Ratusan Hektare Sawah di Pangandaran Gagal Masa Tanam Akibat Terendam Banjir

Sebarkan artikel ini
Ratusan Hektare Sawah di Pangandaran Gagal Masa Tanam Akibat Terendam Banjir
Ilstasi Doc Net

PANGANDARAN (CAMEON) – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Pangandaran dan sekitar mengakibatkan aliran Sungai Cikidang meluap hingga mengenangi ratusan hektare areal pesawahan di Kampung Kandang Menjangan Dusun Bojongjati Desa Pananjung, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Salah seorang petani, Sartono (48) menjelaskan genangan banjir yang merendam areal pesawahan itu terjadi sejak empat hari lalu. “Sudah empat hari ini banjir menggenangi areal pesawahan, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Pangandaran dan sekitarnya sejak dua hari terakhir,” ujarnya kepada CAMEON, Senin (8/5/2017).

“Akibat terendam banjir, sawah yang masa tanam baru sepekan ini terancam gagal, Selain itu, kerugian pun mencapai puluhan juta rupiah dari luas sawah 800 bata,” keluh Sartono.

Di tempat terpisah, Sekretaris Kecamatan Pangandaran, Bangi menjelaskan sekitar 118 hektare areal pesawahan yang usia masa tanamnya sekitar dua pekan lalu ini terancam gagal tanam akibat terendam banjir. ”Jumlah 118 hektare areal sawah yang terendam banjir itu dari empat Desa, yakni Desa Pananjung, Babakan, Purbahayu dan Desa Wonoharjo,” terang Bangi kepada CAMEON saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/5/2017).

“Akibat sawah terendam banjir para petani di empat desa tersebut mengalami kerugian sekitar ratusan juta rupiah. Pasalnya, areal pesawahan yang terendam banjir lagi masa rambet atau usia tanam sekitar satu bulan. Apalagi di hamparan sawah Purbahayu itu terancam gagal tanam karena sudah empat hari terendam banjir,” katanya.

Ketika disinggung terkait solusi penanganan banjir musiman, Bangi mengaku sebelumnya pihak pemerintahan sudah mencari solusi mengantisipasi banjir dengan cara pengerukan Sungai Cikidang. Namun sampai saat ini hasilnya belum berdampak signifikan atau menunjukan hasil yang baik.

”Solusi yang harus ditekankan adalah pengerukan itu harus lebih efisien lagi, lebih banyak lagi atau lebih luas dalam arti sungai itu harus diperlebar atau dengan cara-cara tertentu sehingga banjir musiman ini tidak sampai terjadi lagi,” pungkasnya. (Andriansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *