KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Berkah bulan suci Ramadan dimanfaatkan Muspika Bungursari dan sejumlah pihak terkait untuk menyosialisasikan urgensi penjagaan moral dan akhlak generasi muda.
Inilah yang dilakukan Camat Bungursari Yayat Ruhiyat beserta rombongan yang terdiri dari Kapospol Wawan Suwanda, Lurah Sukamulya Heri Al Anshori dan Ketua LPM Sudrajat H.
Mereka melakukan silaturahmi dengan seratusan santri di Pondok Pesantren Al Muhtar, RT 01/01 Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, Sabtu (11/6/2016). Di pesantren itu memang sedang di gelar pesantren kilat Ramadan.
Camat Bungursari Yayat Ruhiyat mengatakan, para santri di Pondok Pesantren Al Muhtar yang sedang mengikuti pesantren kilat Ramadan ini beruntung. Sebabnya, mereka adalah satu aset bangsa dalam hal penjagaan moral generasi muda.
“Seluruh santri dan santriwati perlu menanamkan nilai silaturahmi sejak dini. Anak muda jangan sampai terpengaruh (negatif) oleh kemajuan teknologi yang tidak mendidik,” katanya, disela Silaturahmi, Sabtu (12/6).
Perkembangan teknologi harus disikapi dengan bijak. Di satu sisi, teknologi sangat di perlukan untuk meningkatkan kemampuan dan mengenal kemajuan jaman. Namun di sisi lain, jika salah menggunakan maka akan berbahaya.
“Kami berharap peran orang tua dan para guru dalam memberikan pengawasan dan pendidikan pada anak. Lebih meningkatkan lagi sehingga mampu mencetak perilaku generasi yang memiliki ahlak mulia,” beber Camat.
Di tempat sama, Kapospol Wawan Suwardana mengimbau, para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al Muhtar khususnya, bisa semakin intensif lagi melakukan berbagai kegiatan keagamaan.
Pahalanya, pendidikan agama telah terbukti menyelamatkan generasi muda dari degradasi moral. Pesantren seperti ini menjadi andalan dalam membentengi generasi muda dari perilaku menyimpang.
Ia mengungkapkan, menurut data di kepolisian. tingkat kriminal sekarang ini dominan adalah tawuran, perusakan, penjarahan , balapan liar, pelecehan seksual pada anak usia dini, pengedaran narkotika, dan perbuatan vandalisme.
“Semua itu rata-rata pelakunya pelajar SLTP, SLTA di usia 13 sampai usia 18 tahun,” katanya.
Dalam situasi saat ini, terutama pada bulan Ramadan, ia berharap agar senantiasa menjaga ketertiban lingkungan. Anak-anak di kampung tidak melakukan hal yang kurang berguna, misalnya petasan.
“Bermain petasan tidak ada manfaatnya. Malah sebaliknya akan membawa dampak pada kecelakaan, dan kebakaran,” ujarnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Muhtar, Ustadz Agus Muhtar Gozali mengapresiasi silaturahmi ini. Ia siap berkomitmen bersama pemerintah untuk sama-sama menyelamatkan generasi muda dari wabah demoralisasi atau kerusakan moral tadi.
“Pesantren kilat merupakan salah satu upaya kami untuk membina akhlak serta memberikan ilmu agama juga mengisi kekosongan waktu bermain, sekaligus sebagai pengganti magrib mengaji,” bebernya. cakrawalamedia.co.id ( Edi Mulyana )