News

Produksi Rengginang Kurang Perhatian Pemerintah

134
×

Produksi Rengginang Kurang Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Produksi Rengginang Kurang Perhatian Pemerintah

KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Rengginang atau sering disebut juga ranginang adalah salah satu makanan ringan khas Tasikmalaya. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang diproses dalam waktu yang lama dan melalui tahap pengolahan yang cukup panjang, sehingga terciptalah bentuk makanan yang disukai sebagian orang.

Salah satu pengusaha rengginang, Adar, Ketua RW. 08 RT. 01 Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, sudah 15 tahun menggeluti usaha produksi rengginang. Adar mengaku mulai merintis usaha ini semenjak tahun 2001. Ia hanya memiliki modal awal bahan baku 10 kg per hari.

”Waktu itu harga beras ketan per kilonya Rp.3.500, sebetulnya kalau untuk perbandingan harga dulu dengan sekarang tidak ada bedanya hanya nilainya saja yang beda,” ujarnya.

Menurutnya, usaha rengginang walaupun grafiknya turun naik juga secara perlahan-lahan terus berkembang mulai dari penyediaan bahan baku sampai pemasaran. Bahkan, pemasarannya pun tidak hanya di lingkup Kota Tasikmalaya tapi hingga ke luar Kota.

“Saat ini yang menjadi persoalan selain bahan baku yang susah dan mahal, saya yakin itu akibat dari perbuatan tangan-tangan jahil yang tidak mempedulikan kepentingan umum. Mereka hanya berpikir demi kepentingan pribadi. Contohnya, kita bisa melihat sawah, ladang, gunung sudah hampir punah hanya tinggal namanya saja. Dampaknya jelas kita dapat merasakan bahwa bahan produksi beras ketan sampai sekarang ini harganya sudah mencapai 18.000 per kg,” tutur Adar.

“Saya akui kalau bicara modal lebih idealnya yang harus saya miliki untuk memenuhi permintaan konsumen sebesar Rp. 5.000.000 per hari. Namun, belum bisa saya penuhi karena tidak ada modal,” sesalnya.

Selain itu, ia berharap kedepannya ada perhatiaan dari pemerintah atau dinas terkait sehingga usaha yang dirintis sejak 2001 ini bukan hanya dibina tetapi benar-benar dibantu baik secara moril maupun secara materil.

Sementara Ketua LPM Sukamulya yang baru empat bulan menjabat, Sudrajat H, akan berusaha sekuat kemampuannya dan seluruh komponen LPM untuk turut membantu khususnya dibidang Ekonomi. “ Kedepannya semua UKM yang ada di Kelurahan Sukamulya akan dijadikan binaan LPM bahkan dijadikan sebagai pilot project Kelurahan Sukamulya,” bebernya.

Ia menyebutkan bahwa Kelurahan Sukamulya memiliki potensi yang sangat bagus, apalagi Kelurahan Sukamulya sebagai Ibukotanya Kota Tasikmalaya. “ Mudah-mudahan kita mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah semoga para nasib UKM di Kota Tasikmalaya khususnya Kelurahan Sukamulya mendapat perhatian Pemerintah sehingga faktor ekonominya bisa berkembang dan bisa mengimbangi ekonomi ASEAN,” ujar Sudrajat. Cakrawalamedia.co.id (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *