News

Pembelajaran Tatap Muka Dapat Dilakukan di Sekolah, Ini Syaratanya

232
×

Pembelajaran Tatap Muka Dapat Dilakukan di Sekolah, Ini Syaratanya

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dalam menggelar pembelajaran tatap muka, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Tasikmalaya sudah menerima surat edaran SKB dari 4 Menteri diantaranya Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan lainnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Mohamad Dani mengatakan, Setiap sekolah yang akan memulai pembelajaran tatap muka harus menyiapkan standar protokol kesehatan.

Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya yang berdampak pada semua aspek termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah di Tahun 2021.

“Di dalam surat SKB tersebut setiap sekolah yang akan memulai belajar tatap muka yang akan diawali di semester genap nanti harus menyiapkan setandar protakol kesehatan mulai pengukur suhu/thermogun, 3M, ruang isolasi mandiri jika nanti ditemukan ada yang suhunya melebihi 37 terlebih dahulu harus di karantina di ruangan yang sudah disiapkan,” ucap Dani kepada Cakrawala Media, Kamis (7/1/20).

Dani menyebutkan, meski di tengah serba keterbatasan kita semua sudah menyiapkan sebagaian protokol kesehatan, sesuai dengan daftar ceklis dari Kementerian termasuk kesiapan mental.

Lebih Jauh ia menjelaskan protaf yang di keluarkan oleh SKB 4 Menteri itu mengijinkan untuk belajar tatap muka mana kala tiga komponen besar itu telah dipenuhi. Komponen 3 itu pertama ijin dari orangtua, ke dua kesiapan sekolah, dan ke 3 tim gugus tugas.

Bila satu komponen tidak menghendaki untuk belajar tatap muka, tidak bisa memaksakan kehendak untuk belajar tatap muka. Kalau orangtua tidak mengijinkan bisa belajar dari rumah seperti sekarang.

“Bagi orangtua yang tidak mengijinkan anaknya belajar tatap muka, bisa dilakukan belajar dari rumah seperti sekarang. Akan  tetapi harus ditunjang dengan kesiapan, kemampuan anak dalam belajar terutama mengenai pembelajaran menggunakan media IT webinar, zom, dan lainnya. Untuk belajar tatap muka pun teknisnya kita batasi tidak sepenuhnya di new normal. Misalkan per rombel 40 orang, ambil separonya di setiap kelas dan itu di sesuaikan secara berjenjang,” paparnya.

Untuk memutus mata rantai penularan wabah virus corona Covid-19, Dani berharap, peran aktif semua komponen terutama para orang tua harus selalu mengawasi dan membimbingannya ketika sedang diluar pengawasan pihak sekolah.

“Karena kami menyadari untuk mengawasi para anak didik di luar sekolah seperti di rumah, di jalan termasuk dalam menggunakan transportasi ke sekolah memiliki keterbatasan. Kalau untuk di sekolah isya Allah karena kita punya batasan- batasan yang sudah di tetapkan ,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *