KOTA TASIKMALAYA (CM) – Meninggalnya Pembalap Muda Indonesia, Afridza S Munandar (20), kelahiran Kota Tasikmalaya 13 Agustus 1999, di arena sebuah balapan di Asia Talent Cup di Sirkuit Sepang, Malaysia, tak hanya mengejutkan ratusan juta pasang mata, tapi juga keluarga besarnya yang sedang menonton bareng acara di rumah nenek Afridza.
Rally Topasandi (38), paman almarhum mengatakan, sejak Sabtu (2/10) sore, seluruh keluarga dan kerabat berkumpul di rumah nenek Afridza untuk nonton bareng.
Ketika balapan dimulai, katanya, semua mata di rumah yang terletak di Perum Tamansari Indah, Kelurahan Karsamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya tertuju ke layar kaca.
Jalan start belum sampai 3/4 putaran tiba-tiba red flag. Balapan dihentikan karena Afridzal crash di tikungan 10. Tapi kamera masih tertuju pada rombongan pembalap lainnya.
Ia menyebut, pihak kekuarga khawatir dan langsung mencari informasi melalui internet. Dari laman Youtube yang menampilkan siaran langsung balapan Asia Talent Cup terdapat running text bahwa balapan dihentikan akibat kecelakaan Afridza.
Dijelaskannya, di dalam video siaran itu hanya terlihat satu buah ambulans dan satu helikopter. Sementara motor nomor 4 yang ditunggangi Afridza dan orang yang mengendarainya tak tampak.
“Setelah muncul kembali running text yang menyatakan bahwa orang yang dibawa helikopter tersebut adalah Afridza. Di situ kami mulai berdoa. Support dari jauh dan mencari informasi bagaimana keadannya,” ungkapnya.
Berselang beberapa saat, lanjut Rally, pihaknya mendapat telepon dari manajemen Honda, tempat Afridza bernaung. Melalui sambungan telepon, diketahui bahwa lelaki 20 tahun itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Tak lama, kami kembali mendapat telepon dari manajemen, disampaikan bahwa Afridza sudah meninggal. Begitu datang ke rumah sakit sudah meninggal. Sekitar 18.30 WIB kita dapat telepon itu,” sebut ia.
Menurutnya, ketika mandapat kabar itu pihak keluarga masih sempat tak percaya. Keluarga masih mencari-cari informasi lainnya.
“Kami coba buka situs MotoGP, karena balapan itu di bawah naungannya. Di sana sudah ada rilis Afridza sudah meninggal. Di situ kami ikhlas, ridho, dengan kepergiannya,” kata Rally sambil berusaha tak meneteskan air mata.
Ia pun mengupas kehebatan Afridza dalam balapan sepeda motor sudah terlihat semenjak dirinya tergabung ke tim Astra Motor Racing (ART). Almarhum telah mampu menorehkan prestasi gelar juara umum Jabar MP5 dan juara umum MP6 pada 2013 yang lalu.
Kariernya terus melejit hingga pada 2015 Afridza juga berhasil meraih juara umum II Kejurnas MP seri V kelas MP3 usai berguru di Astra Honda Racing School (AHRS).
Beberapa tahun kemudian Afridza mampu meraih medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar 2016 dan menjadi juara nasional MP3 dan MP4. (Edi Mulyana)