KOTA TASIKMALAYA (CM) – Warga RT 02/04 dan RT 06/01 Buninagara 1 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Selasa (17/4/2018), dilanda musibah banjir dari luapan Sungai Ciloseh. Selama 2 jam lebih mulai pukul 19.30 – 21.00 WIB sejumlah rumah warga di kampung tersebut tergenang air.
Dengan kejadian itu, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, langsung melakukan pemantauan ke lokasi banjir guna memastikan situasi dan konsisi terbaru pada Rabu (18/4/2018). Ia menyebut, peristiwa bencana banjir bandang yang menimpa warga merupakan kiriman dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
“Kami baru tahu dan baru dengar. Karena selama menjabat 5 tahun kemarin, belum ada kejadian luapan Sungai Ciloseh seperti yang terjadi sekarang ini. Dan, ternyata setelah mendapat informasi tadi malam dari media sosial juga warga, luapan sungai itu menjadi langganan tiap lima tahun sekali.
Inipun terjadi akibat miskomunikasi antara petugas pintu air Ciloseh dengan pintu air di Kabupaten Tasik. Akibat derasnya air, akhirnya meluap,” terang Budi, usai memberikan sembako secara simbolis dan memantau keberadaan warga di sepanjang bantaran Sungai Ciloseh.
Dengan demikian, katanya, akan segera melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait yang memiliki kewenangan, pengawasan, dan pemeliharaan sungai-sungai yang ada di Kota Tasikmalaya. Karena kewenangan sungai yang besar seperti Ciloseh, Citanduy dan Ciwulan berada di bawah Balai Besar Wilayah Saluran (BBWS).
Budi meminta kepada warga untuk tidak berkecil hati mengingat di setiap kejadian tentu ada hikmah yang dapat dipetik. “Intinya, seluruh masyarakat harus selalu waspada, karena semua datangnya bencana tidak akan ada yang tahu,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Yudi Kustiadi, mengatakan, semua korban luapan sungai Ciloseh sudah di lakukan assessment sejak kemarin.
“Hasilnya, yang terkena dampak luapan sungai Ciloseh ada dua wilayah RT dan dua RW, yaitu RT 02/04 dan RT 06/01. Jumlahnya 14 kepala keluarga (KK), 45 jiwa. Sedangkan, jumlah yang terendam ada 11 rumah,” sebut Yudi.
Ditempat yang sama, Lurah Nagarasari, Suandana, menjelaskan, dalam peristiwa bencana alam tersebut tidak ada korban jiwa.
“Hanya kami melihat dari hasil assessment BPBD ada kerugian materil seperti, kolam ikan, peralatan rumah tangga, dokumen pribadi dari mulai KK, ijazah dan yang lainnya. Kerugian masih belum bisa ditaksir, berapa jumlahnya,” ujar dia. Lalu, dua orang warga setempat yang terkena dampak luapan air Ciloseh, Sriwijayani (39) dan Enung (50) berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar kejadian serupa tidak sampai terulang kembali.
“Minimal Tanggul Penahan Tebing (TPT) pembatas sempadan sungai ditambah lebih tinggi. Selain itu, rumah yang terendam dapat bantuan untuk diperbaiki karena temboknya pada retak akibat luapan Sungai Ciloseh, termasuk perabotan rumah tangga dan yang lainnya,” pinta mereka.
Selama hidup dan menginjak usia 50 tahun, Enung mengaku mengalami 4 kali kejadian banjir bandang. “Dulu sewaktu orangtua saya masih ada, akibat banjir bandang ini rumah beserta isinya pernah hanyut tergerus air,” katanya.
Atas peristiwa tersebut, dirinya mengharapkan, dapat bantuan dari pemerintah bersama sejumlah warga yang terkena luapan dengan cara merelokasi ke tempat aman yang jauh dari jangkauan bencana alam,” pungkasnya. (Edi Mulyana)