KAB.TASIK (CM) – Memasuki usia ke-392 tahun, Kabupaten Tasikmalaya masih menghadapi berbagai tantangan signifikan, terutama terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkannya pada posisi ketiga terendah di Jawa Barat.
Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, mengekspresikan kekhawatirannya mengenai kondisi ini, terutama dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang masih membutuhkan perhatian serius.
Asep mengkritisi perlambatan dalam pembangunan fasilitas kesehatan, di mana hanya satu dari empat rumah sakit yang direncanakan sudah terwujud. Hal ini berdampak pada tingginya angka kematian serta prevalensi stunting yang masih mencapai 20,7%.
“Kondisi ini mencerminkan bahwa upaya pembangunan sektor kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya masih belum memenuhi target yang diharapkan,” kata Asep pada Kamis, 31 Juli 2024.
Selain itu, Asep juga menyoroti permasalahan infrastruktur, khususnya kerusakan jalan yang mencapai 36%, yang menghambat perkembangan ekonomi dan daya tarik investasi.
“Kerusakan jalan menyebabkan biaya hidup menjadi tidak efisien dan mengurangi minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Tasikmalaya,” jelasnya.
Dalam sektor pendidikan, Asep mencatat bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tasikmalaya masih di bawah 8 tahun, sementara target nasional adalah 12 tahun.
“Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan suatu daerah, dan kami masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai target tersebut,” ungkapnya. Masalah ini diperparah oleh kurangnya perhatian terhadap pendidikan yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan pola pikir masyarakat.
Asep menekankan pentingnya kepemimpinan yang kreatif, inovatif, dan berani mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah-masalah ini.
“Kami memerlukan pemimpin yang tidak hanya berbicara tetapi juga mampu mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.