KOTA TASIK (CM) – Sebuah manuver politik dilakukan oleh politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) H. Yanto Oce saat bertemu dengan Dede Muharam dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama silaturahmi Idul Fitri 1445 H. Pertemuan ini memicu spekulasi tentang kemungkinan kolaborasi mereka sebagai bakal calon walikota/wakil walikota untuk Pilkada berikutnya di Tasikmalaya.
Dalam suasana spekulasi ini, dua figur dengan latar belakang pengacara dan politisi PKS dianggap sebagai alternatif pilihan masyarakat, terutama jika mereka mendapat restu dari DPP PKB atau PKS saat pendaftaran nanti pada bulan Agustus. Ketua DPC PKB dan Ketua DPD PKS menyatakan bahwa spekulasi semacam itu wajar menjelang Pilkada karena belum ada pasangan resmi yang mendeklarasikan diri.
Di samping itu, terdapat opsi lain seperti menyandingkan sosok Yadi-Wahid, Dede-Wahid, atau sebaliknya, yang juga sedang dibicarakan di tim koalisi. PKS terbuka untuk bergabung dengan poros manapun yang memiliki kesamaan pandangan dan peluang menang lebih besar.
Meskipun terdapat minat dari kandidat lain yang mengincar kader PKS, tim koalisi tetap berharap untuk menjalin kolaborasi yang sesuai dengan aspirasi dan membawa harapan baru bagi masyarakat. Para pemimpin partai memiliki peran penting dalam memutuskan pasangan yang akan diusung untuk Pilkada 2024, dengan harapan mencetak sejarah dan meraih kemenangan.
“Hal ini merupakan dinamika yang wajar, dan spekulasi semacam itu selalu muncul atau sengaja dimunculkan menjelang kontestasi Pilkada. Tetapi tentu PKS maupun PKB memiliki mekanisme dan etika yang harus diikuti sebelum pasangan koalisi ini diusulkan ke DPP PKS dan PKB. Kami juga tidak hanya ingin menjadi peserta, tetapi membidik kemenangan. Oleh karena itu, kalkulasi harus matang dan terukur” ujar H. Yadi.