TASIKMALAYA (CM) – Setelah melewati musim kemarau, warga RW 02/09 Kampung Bojong Soban Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, kembali dihantui rasa cemas. Pasalnya, banjir kiriman yang sudah menjadi langganan hampir setiap tahun kembali mengancam pemukiman rumah penduduk sekitar.
Dalam pantauan, puluhan rumah sudah terendam banjir setinggi paha orang dewasa. Salah satunya rumah milik Mimin Aminah (42) yang tinggal lingkungan setempat setiap tahunnya terkena dampak banjir luapan dari hulu Sungai Citanduy, Cikidang.
“Setiap tahun banjir pak, setelah datang banjir kiriman, rumah saya sudah menjadi langganan banjir. Mau pindah, membangun di tempat yang aman nggak punya tanah lagi. Paling kalau banjirnya tambah parah mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena dampak,” papar Mimin, saat ditemui di sela mengamankan perabotan dapur ke tempat yang lebih aman.
Mimin mengaku, hanya bisa pasrah meskipun harta benda milikinya hanyut terendam air. Dia bilang bahwa sejak dulu masih belum ada upaya dari pemerintah untuk merelokasi keluarganya ke tempat yang lebih aman, termasuk sekarang banjir pertama belum mendapat bantauan apapun. “Saya berharap setelah banjir sekarang ini, pemerintah dapat peduli,” unghkapnya.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Wawan R Efendi, mengatakan, kemarin pihaknya sudah menerima laporan dari relawan yang ada di Kecamatan Sukaresik. Saat ini, sudah menyiapkan relawan untuk selalu waspada dan siaga tatkala air meluap hingga merendam pemukiman termasuk rumah warga sekitar.
“Memang, banjir Sukaresik sudah menjadi langganan, sehingga warga yang berada di sekitar banjir sudah terbiasa. Jadi, kalau air bertambah naik, mereka langsung pada lari atau mengungsi ke rumah penduduk tidak terkena dampak banjir,” terang Wawan.
Dia menambahkan, upaya pemerintah daerah dan Provinsi termasuk dari pusat untuk mengatasi banjir Sukaresik sudah dilakukan oleh balai besar pusat.
“Harapan saya, bagi warga yang berada di tempat ada potensi bencana alam, apabila hujan sudah mulai turun dan terus menerus harus secepatnya menyelamatkan diri ke tempat lebih aman. Jangan menunggu air tambah besar,” pungkas Wawan. (Edi Mulyana)