KOTA TASIKMALAYA (CM) – Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan warga Aboh yang menuntut pemberhentian seluruh kegiatan penambangan bukit ilegal di Kota Tasikmalaya terus dilakukan.
Selasa (27/10/2020), mereka turun ke jalan dan memblokade sejumlah ruas jalan di perkotaan sebagai bentuk dari aksi protesnya. Bahkan, ketika massa aksi berkumpul di Tugu Asmaul Husna, mereka sempat membakar sebuah ban bekas. Itu katanya sebagai bentuk perlawanan bagi pemerintah dan aparat penegak hukum yang terkesan mandul dalam penanganan kasus tersebut.
“Saya sangat menyayangkan atas sikap pemerintah, penegak hukum dan pihak lain yang terkesan membiarkan oknum pengusaha, oknum pengelola yang membiarkan perusakan gunung. Padahal, dulu Tasikmalaya dikenal dengan sebutan 1000 bukit. Kini hampir punah dan tinggal nama. Dimana letak kepedulian pemerintah untuk menjaga lingkungan dan alam sekitar kita? Dengan sikap pemerintah seperti itu kami seluruh mahasiswa dan masyarakat khususnya masyarakat Aboh sangat kecewa dengan sikap semua pihak terkait yang memiliki kewenangan,” paparnya.
Ditempat yang sama, perwakilan dari masyarakat Aboh, Diani, dalam orasinya meminta keadilan dan tindakan tegas dari pemeritah dan aparar penegak hukum terhadap para oknum pengusaha dan pengelola.
“Para mahasiswa ini bukan keluarga, bukan warga kita, bukan siapa siapa-siapa kita, namun kepedulian terhadap lingkungan dan alam mereka berani berkorban dengan ikhlas untuk memerangi para perusak alam dan lingkungan. Sementara pemerintah dan aparat penengak hukum pada kemana mereka? Bagaimana tindak lanjut nya, jangan hanya datang ke gunung sekedar melihat, berswafoto, memasang spanduk penutupan sementara yang tidak di barengi dengan tindak lanjut penindakan secara hukum. Padahal jelas sudah melanggar. Kami mohon ketegasan aparat,” bebernya. (Edi Mulyana)