TASIKMALAYA (CAMEON) – Prestasi Kota Bandung tak terbendung. Posisinya belum bergeser sejak 12 tahun lalu. Enam tahun berturut-turut jadi juara umum dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Jawa Barat. Sedangkan Kota Tasikmalaya masih berada di rangking dua, dan Kabupaten Tasikmalaya di peringkat 13.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh peserta dan pembina kafilah MTQ Kota Bandung yang berhasil memertahankan gelar juara umum. “Kami ingin menjaga keseimbangan pembangunan ekonomi dan kehidupan beragama,” ujarnya di sela mengikuti penutupan MTQ ke-34 di lapang Dadaha Kota Tasikmalaya, Sabtu, 23 April 2016.
Ditanya bagaimana caranya menjaga tradisi juara umum dalam MTQ, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, “Kita harus memahami teknik-teknik psikologis memenangi kompetisi. Oleh karena itu kita fokus pada pembinaan, dan memperbaiki kelemahan-kelemahan sebelumnya. Nanti kita pun akan mengevaluasi kekurangan dan kelemahan kita dalam MTQ tahun ini, sehingga MTQ nanti semua cabang harus menang.”
Di tempat yang sama, Kabag Kesra Kota Bandung, Tatang Muhtar, bicara terbuka tentang kafilahnya. Ia jujur mengakui kalau peserta MTQ yang mewakili kotanya tidak semua warga Kota Bandung asli. Ada yang dari luar daerah. “Itu diperbolehkan oleh aturan,dan kami tetap prosedural,” tandasnya.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengatakan, pihaknya dan tim sudah berusaha maksimal untuk mencapai target juara umum. Dari 16 peserta kafilah Kota Tasikmalaya yang masuk babak final, enam orang jadi terbaik pertama. “Kepada seluruh kontingen Kota Tasik saya ucapkan terima kasih, dan selamat meraih peringkat kedua,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dede Sudrajat, menilai, Kota Bandung masih terlalu kuat untuk digeser dari juara umum. Menurutnya, selain pembinaan yang bagus, dukungan anggarannya pun empat kali lipat lebih besar dibanding Kota Tasikmalaya.
“Secara umum saya menilai MTQ tahun ini adalah prestasi dewan hakim. Pelaksanaannya jauh lebih baik dan penilaiannya objektif. Tidak ada main mata atau yang lainnya,” sebut Dede