Tasikmalaya (CM) – Terjadinya bencana alam banjir bandang serta longsor yang menimpa Kecamatan Culamega dan Cipatujah, sampai saat ini masih menyisakan duka. Terutama bagi para korban terdampak bencana.
Pasalnya, saat ini keadaan para korban mulai terlantar akibat terhentinya bantuan baik dari pemerintah daerah maupun donatur. Hal itu diakui oleh Kepala Kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT), Cabang Tasikmalaya, Taufik Perdana saat ditemui di sela rapat koordinasi pemaparan bantuan bencana alam banjir bandang dan longsor Culamega bersama 40 Komunitas yang tergabung dalam aliansi Tasik Berbagi di Kantor ACT, Jalan Djuanda, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Selasa (11/12/2018).
Menurutnya, sampai saat ini masih ada pengungsi di bumi perkemahan Culamega. Jumlahnya tak sedikit. Ada kurang lebih 60 Kepala Keluarga.
“Secara otomatis, mereka masih membutuhkan pasokan makanan mulai dari beras, mie instan, pakaian, pembalut, pempers, susu, dan lainnya. Apalagi sekarang cuaca masih belum menentu kadang panas, kadang hujan yang disertai dengan angin dan petir. Artinya mereka harus segera dipindahkan ke tempat yang lebih layak,” beber Taufik.
Ia mengaku pihaknya akan segera mengambil langkah bagi para korban dengan cara membangun shelter darurat yang lebih memadai. Rencananya, pembangunan shelter itu akan menyerupai shelter yang ada di Lombok dan Palu.
Disamping itu, sambung Taufik, ia juga mengaku masih akan terus memberikan fasilitas penyaluran bantuan dari para donatur yang hendak menyalurkan bantuan bagi para korban terdampak bencana.
“Makanya disini kami membangun komunitas dan Alhamdulilah sedikitnya ada 40 Komunitas yang tergabung dalam Aliansi Tasik Berbagi, termasuk dengan teman media Pokja Polres Tasikmalaya Kota yang telah ikut berkontribusi membantu mempublikasikan hingga diketahui secara Nasional,” pungkasnya. (Edi Mulyana)
