News

Komisi I Sarankan Tak Ada Open Bidding

174
×

Komisi I Sarankan Tak Ada Open Bidding

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya berpendapat agar Pemkot tidak lagi melakukan proses open bidding untuk mengisi kekosongan pejabat Pimpinan Tinggi Pratama ke depan. Hal itu, bercermin pada pengalaman sebelumnya, termasuk yang telah berlangsung baru-baru ini.

Demikian ungkap Ketua Komisi I, H. Ate Tachjan pada Sabtu 25 Desember 2021. Ia menyebut bahwa masukan tersebut tengah diarahkan ke BAKN dan juga Komisi ASN di Jakarta.

“Sebaiknya tidak ada lagi pertarungan melalui open bidding seperti jabatan tujuh Kepala Dinas yang kemarin kosong. Kami menyoroti ini dan alangkah eloknya tidak seperti kemarin, jadi ada persaingan yang ketat, tapi dengan maried sistem.” tegasnya.

H. Ate menjelaskan bahwa Maried Sistem adalah untuk melihat dan menilai para pegawai atau pejabat. “Kemarin juga begitu banyak yang mendaftar untuk 7 dinas yakni ada 21 pegawai, dan 3 orang yang nilainya hampir sama. Jelas menjadi pertimbangan. Tapi saya menilai wali kota telah memilihnya dengan seimbang,” ucapnya.

Lanjutnya, jadi dari awal untuk masalah pegawai dengan sistem maried sistem, sejak awal pegawai sudah mendapatkan penilaian.

menurutnya, dengan maried sistem bakal ada penilaian khusus, sebagai contoh penambahan tunjangan penghasilan, jika tidak bekerja selama 2 sampai 3 hari akan dipotong. Ia menuturkan, maried sistem sudah dilakukan di negara-negara maju seperti di Korea Selatan dan Taiwan,

“Jadi membayar orang itu hasil kerja. Kalau di Indonesia termasuk di Kota Tasik, pegawai yang tidur, masuk pagi, pulang lagi, kemudian sore masuk lagi, kerja hanya main hand phone, game, malas-malasan saja dikasih gaji bulanan. Sekarang juga saya suka melihat masalah itu di setiap OPD,” terangnya.

H. Ate mengungkapkan, maried sistem bisa memberikan motivasi bagi pegawai, dan juga sebagai pembayaran tunjangan penambahan penghasilan serta tolak ukur kinerja. Kepala Badan Kepegawaian pun memiliki hak untuk mengontrol, melihat, dan menilai.

“Jadi jika married sistem diberlakukan tidak mungkin ada  yang memnggunakan jalur orang dalam, menghargai prestasi, dan bisa dikatakan sangat bijaksana.” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *