News

Kasus DBD di Kota Tasik Meningkat, 11 Orang Meninggal

174
×

Kasus DBD di Kota Tasik Meningkat, 11 Orang Meninggal

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) –  Tingginya angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, sejak awal Januari hingga Juni kasus DBD telah mencapai 500 orang dan meninggal dunia sebanyak 11 orang, 8 diantaranya balita.

“Untuk minggu ini Kota Tasik telah terjadi peningkatan penderita yang disebabkan oleh kasus DBD. Pedahal minggu lalu saya memberikan data DBD 471, dan meninggal 10 orang, lalu meningkat lagi jadi 473 dengan angka kematian sebanyak 11 orang, 8 masih balita. Data ini kita dapat secara update langsung dari seluruh Puskesmas yang tersebar di 10 Kecamatan,” jelasnya saat ditemui media di Komplek Perkantoran, Selasa (16/06/2020).

Ia menambahkan, langkah paling tepat dalam mencegah dan memberantas nyamuk DBD harus mengutamakan Menutup, Menguras dan Mengubur (3M). Secara tugas untuk melindungi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mencegah DBD diperlukan keterlibatan semua masyarakat.

Selain melakukan upaya 3M, pihaknya juga secara maraton dan singkat telah melakukan sosialisasi kepada seluruh Puskesmas. Menurutnya, Fogging tidak bisa dijadikan sebagai rujukan untuk membunuh jentik nyamuk, tapi membunuh nyamuk dewasa.

Sedangkan, katanya, yang paling efektif untuk mencegah DBD yaitu dengan mengutamakan 3M, dan semua itu membutuhkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat.

“Upaya lain untuk memberantas nyamuk DBD, Dinas Kesehatan telah melakukan kerjasama dengan salah satu lembaga lintas sektor yakni Loka Litbang yang di Pangandaran saat ini sedang dilakukan penelitian. Karena DBD di Kota Tasik sangat rentan dan sekornya meningkat sangat tajam dari persentase. Setelah dilakukan penelitian, hasilnya akan dilakukan diskusi dengan pimpinan daerah guna keterlibatan OPD lain yang berkaitan dengan kasus DBD,” tegasnya.

“Setelah semua selesai, selain sosialisasi yang dilakukan pastinya ada tindak lanjut. Apalagi kalau melihat grafik yang paling tinggi DBD berada di wilayah Kecamatan Cibeureum, Sangkali dan Kecamatan Kawalu,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *