BANDUNG, (CAMEON) – Siapa yang tidak mengenal Opor atau rendang? Kedua makanan tersebut seakan menjadi makanan khas ketika lebaran. Adanya lebaran tanpa kedua makanan tersebut, terasa tidak lengkap. Terkadang, seseorang akan cukup lahab memakan makanan tersebut.
Dalam kedua masakan tersebut terdapat bumbu yang khas dan membuat gurih makanan, yaitu santan. Dalam santan, perlu diketahui terdapat kandungan asam lemak jenuh yang membuat makanan tersebut terasa lebih gurih.
Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, tentunya memang memiliki manfaat bagi metabolisme tubuh. Namun porsinya tentu harus dibatasi. Bahkan, diketahui atau tidak volume asam lemak jenuh pada santan memiliki kadar lemak yang lebih besar dari daging dan minyak goreng. Sehingga, patut diwaspadai untuk memakan makanan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Alma Lucyati ketika lebaran semua makanan biasanya lengkap. Mulai dari memasak daging sapi, jeroan daging hingga otak.
“Asupan lemak yang dianjurkan hanya 25 sampai 35 persen dari total energi. Serta 8 sampai 10 persen di antaranya adalah lemak jenuh,” kata Alma dihubungi melalui telepon, Minggu (3/7).
Ketika lebaran, lanjut dia, makanan yang bersayur terkadang ditambah santan. Hal itu, cukup berisiko menimbulkan penyakit jantung dan darah tinggi.
Pihaknya mengimbau selama lebaran mampu menerapkan hidup sehat. Serta harus menjaga asupan gizi yang ada dalam tubuh.
“Jangan sampai paska lebaran tingkat kolesterol dalam darah meningkat. Itu bisa menumpuk penyakit,” ucapnya.
Hari kemenangan perlu dimaknai sebagai menjaga kesehatan. Bukan lalai menjaga makanan sehingga menimbulkan banyak menyakit setelah lebaran. cakrawalamedia.co.id (Nta)