BANDUNG, (CAMEON) – Akibat pola makan yang kurang teratur dan tanpa mengingat kebutuhan dalam tubuh, terutama untuk usia lanjut, akan rentan terkena penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol.
Menurut Ahli Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikit Bandung, Asep Munawar, untuk menghindari hal tersebut, selama bulan puasa asupan makanan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia
“Asupan makanan saat puasan harus sesuai jadwal, jenis dan jumlah, ” katanya kepada wartawan ditemui di RSHS saat diskusi, Senin (13/6).
Khususnya mengenai jadwal sepertinya tidak menjadi masalah. Dia menegaskan, yang menjadi masalah jumlah dan jenis. Di mana kedua hal itu tidak seusai dengan kebutuhan.
Terkadang, jumlah asupan kebutuhan dalam tubuh kurang terpenuhi atau berlebihan. Lalu, jenis makanannya tidak sesuai dengan tubuh. Untuk berbuka, pihaknya menganjurkan asupan makanan jangan terlalu banyak gula.
Kolak, makanan khas saat berbuka sepertinya tidak hatrus dikonsumsi terlalu sering. Dalam kolak, ada banyak gula dan karbohidrat yang kebutuhannya melebihi dari kondisi tubuh. “Kadang-kadang memang karena rasa manisnya itu kita seringkali menyukainya. Bukan tidak boleh dikonsumsi, tetapi jangan terlalu banyak dikonsumsi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, spesialis penyakit dalam, Dr Miftah, mengatakan, adanya puasa melatih menetralkan metabolitik tubuh. “Dalam keadaan puasa, insulin akan turun dan glukagon akan naik, hal itu akan melakukan pembakaran dalam tubuh,” ucapnya.
Selama bulan puasa juga, tubuh akan melepaskan hormon pertumbuhan. Hal ini akan membuat memperpanjang umur manusia. Hal lainnya, ketika melakikan puasa tubuh akan bisa menurunkan asam urat.
Dia mengatakan untuk beberapa harus mewaspadai lingkar perut ketika puasa. Di mana perempuan harus menjaga berat badan dan lingkar perut jangan sampai lebih dari 80. Lalu, untuk laki-laki jangan lebih dari 90 cm.
“Jika hal tersebut dilanggar ancamannya aka terkena alzaimer yang mana akan terjadi kegemukan dan berimbas pada seringkali lupa,” ujarnya.
Terakhir, menurut Dokter Spesialis kulit dan kelamin mengatakan, Dr Kartika Ruchiatan banyak orang merasa karena puasa tubuh jadi kurang fit, kulit kering bibir dan pecah-pecah. “Sebenarnya hal itu bisa dicegah dengan minum yang cukup ketika berbuka,” ucapnya.
Asupan air minum harus tetap terpenuhi di dalam tubuh. Air dua liter sehari harus terpenuhi selama berbuka puasa. Lalu, untuk menbah tetap bugar, diharapkan bisa menkonsumsi buah.
Kebetulan di Indonesia, ketika menghadapi bulan puasa, kondisi iklim selalu dihadapkan dengan kondisi panas. Untuk itu, pihaknya kembali menghimbau, agar memakai pelembab untuk wajah.
“Itu menjaga agar kulit wajah tidak kering selama beraktifitas di luar,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (nta)