BANDUNG, (CAMEON) – Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari kembali menyelenggarakan kegiatan Isola Menari 12 Jam. Acara yang digelar di Kampus Setiabudi, Kota Bandung, diselenggarakan, Kamis lalu (8/12), ini merupakan acara tahunan mahasiswa Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh Himpunan Mahasiswa Seni Tari (Himastar) bekerjasama dengan KIG Dance Community. Kegiatan itu melibatkan 85 penari membuka grans opening isola, serta menghadirkan 5 icon 12 jam menari.
Panggung sendiri dibagi dua tempat. Yakni, stage luar di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasoional dan stage dalam di Gedung Kebudayaan Amphiteater UPI. Acara yang bertemakan Ekspert Isola “Eksplorasi Peristiwa Isola” dimulai pukul 9.00 WIB sampai penutupan pukul 21.00 WIB.
Sandi Jembar selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan, kegiatan ini merupakan tempat untuk menampung kreativitas para insan seni di Indonesia. Bukan hanya penampil dari UPI namun ada pula penampil dari luar kota. Seperti dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Negeri Surabaya, dan Sekolah di wilayah Bandung.
“Dengan diambilnya tema ini, bertujuan untuk mempublikasikan kepada masyarakat umum asal usul villa isola di UPI,” jelas Sandi kepada wartawan.
Diakui olehnya, masyarakat masih belum mengetahui asal mula villa Isola yang saat ini sebagai monumen pendidikan. Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan, villa Isola adalah tempat pengasingan.
Gedung ini dibangun pada saat keadaan krisis moneter, tapi anehnyya Dominique willem Berretty mampu membangun gedung ini. Sehingga banyak menimbulkan kontroversi. “Kita juga menjelaskan itu semua melalui visual atau gerakan oleh penari 12 jam. Dan gerakan yang digunakan bukan hanya asal menari,” jelasnya.
“Melainkan melalui gerakan yang bercerita dan itulah cara menyampaikan isi dari tema ekspert isola,” imbuh Sandi.
Dengan semakin tumbuhnya minat para pemuda dalam mengembangkan seni budaya nusantara. Diharapkan, khususnya bagi pihak universitas pelaksanaan pendidikan pendidikan bisa berbasis kebudayaan.
“Kita harapkan pendidikan di Indonesia, umumnya bisa berbasis kebudayaan,” pungkasnya. (Putri)