News

Dede Cawalkot Buat Apa Jadi Walikota Kalau Tidak Iman

128
×

Dede Cawalkot Buat Apa Jadi Walikota Kalau Tidak Iman

Sebarkan artikel ini
Dede Cawalkot Buat Apa Jadi Walikota Kalau Tidak Iman

KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Calon Wali Kota Tasikmalaya nomor urut 3, Dede Sudrajat memanfaatkan momentum reuni angkatan tahun 1986 Universitas Siliwangi (Unsil).

Dihadapan teman-teman seangkatannya, Dede pun mengupas tentang urgensi. kepemimpinan dalma Islam. Bahkan, ia berkali-kali menyebutkan pemimpin beriman.

“Bagi saya, apalah artinya jabatan Wakil Walikota kalau tidak amanah, tidak iman, tidak peduli kepada masyarakat, dan tidak peduli kepada keluarga, sodara, teman,” kata Dede, di RM Baraya Sunda, Jalan BKR Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, Minggu (11/12/2016).

Bagi Dede, bukan suatu kebanggaan walaupun saat ini menjadi Wakil Wali Kota, apabila tidak amanah apalagi sampai mementingkan kepetingan pribadi. “Ini tidak ada artinya bagi saya,” katanya.

Jauh dari itu, justru dia sangat mengapresiasi kepada semua teman seangkatannya. Mereka banyak hidup bermanfaat ditengah masyarakat.

Dalam kesempatan itu, dia mengupas tentang nasib kawan-kawannya yang sudah 30 tahun berpisah. “Harus kita gali di acara reuni ini (potensi masing-masing). Bukan hanya saling bertanya dimana sekarang, bekerja, menjadi pejabat apa,” katanya.

Kala reuni ini, justru sesama teman menanyakan hal-hal sederhana. “Anak berapa? Itu yang sering. pertanyakan,” ujarnya.

“Namun sekarang kita di sini, kami mengajak mari kita gali maknaruni ini, sehingga bisa menjadi bobot, bibit. Bobot kualitas ilmu kita, bibit adalah keluarga, sejauh mana bobot kita untuk keluarga, masyarakat da. Negara,” sambunya.

Lebih jauh dari itu. Ia mengajak hadirin yang berjumlah ratusan itu, untuk berikhtiar menciptakan Bibit yang baik. “Sejauh mana kita membina, mendidik, keluarga kita, untuk kemaslahatan keluarga, masyarakat dan negara tercinta ini,” ujarnya.

Ia mengajak, agar pondasi keluarga menjadi benteng terkuat mengahdapi era globalisasi ini. Karena itu adalah pangkalnya iman. Dan iman yang akan menyelamatkan semua urusan yang sedang kita hadapi.

“Kami berpesan kepada semua teman angkatan tahun 86, jangan lupa, shalat adalah tiangnya agama. Shalat adalah barometernya keimanan kita, mari kita tingkatkan salat lima waktu ber jamaah,” ujarnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *