BANDUNG, (CAMEON) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai negara Australia terlalu mendominasi Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan harga sapi masih tinggi di Indonesia. Bahkan, harga sapi di Indonesia masih lebih tinggi dari negara Malaysia.
Menurut wakil ketua Kadin Indonesia, Helmy H Sheabubakar, daging sapi di Indonesia masih di monopoli Australia. “Biaya angkut dalam negeri masih sangat mahal. Hal itu yang membuat pemerintah lebih memilih menerima daging luar negeri,” ucap Helmy dihubungi belum lama ini.
Selain itu, isu penyakit kuku dan mulut saat ini tengah menyebar luas. Padahal, penyakit itu tidak akan menyebar jika sapi yang dikirim dalam keadaan hidup. Apabila sapi dalam keadaan mati yang dikirim jelas tidak akan menyebar.
Lalu, penyakit tersebut hanya menyebar kepada sesama sapi. Tidak menyebar kepada manusia. Isu penyakit kuku dan mulut menyebar untuk daging asal India.
Dalam hal ini, pihaknya mengapresiasi pemerintah pusat yang bekerjasama dengan India. Sehingga menepis anggapan daging kerbau India berpenyakit kuku dan mulut.
“Kerbau asal India itu lebih aman. Bahkan, tingkat kolesterolnya sangat rendah. Jangan khawatir mengkonsumsi kerbau,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menekan harga daging sapi. Ia mengimbau masyarakat untuk memakan daging kambing. Kolesterol dalam kambing sangat rendah di bandingkan sapi.
“Jadi lebih aman daging kambing. Intinya kebutuhan daging perlu tercukupi. Jangan menekankan pada daging sapi saja,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Nta)