News

Harga Cabai Melonjak Tajam di Kota Tasikmalaya, Warga dan Pedagang Resah

297
×

Harga Cabai Melonjak Tajam di Kota Tasikmalaya, Warga dan Pedagang Resah

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

KOTA TASIK (CM) – Dalam sepekan terakhir, harga cabai di beberapa pasar Kota Tasikmalaya mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Harga cabai naik setiap hari, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000 per kilogram, membuat banyak warga dan pedagang merasa khawatir.

Agus (53), seorang pemilik warung nasi di Jalan Pasar Wetan, Cihideung, Kota Tasikmalaya, menyampaikan keluhannya mengenai kenaikan harga cabai yang terus meningkat.

“Harga cabai terus naik setiap hari, jadi saya tidak bisa membeli banyak apalagi menyimpan stok. Harga cenderung naik terus,” ujarnya saat ditemui pada Senin, 15 Juli 2024.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Yani Suryani (36), pedagang gorengan. Demi mempertahankan keuntungan, Yani terpaksa tidak menyertakan cabai rawit sebagai pelengkap makanan yang dijualnya.

“Sekarang saya jual bala-bala, gehu, dan mendoan tanpa cabai rawit karena harganya mahal sekali. Kalau pakai cabai, keuntungan saya habis,” jelas Yani.

Di Pasar Pancasila, Nunung (52), pedagang cabai, menyebutkan bahwa harga cabai rawit Bungbulang kini mencapai Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

Kenaikan harga ini sudah berlangsung beberapa hari dan menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

“Penjualan tidak sepi, tetapi pembeli membatasi jumlah pembelian. Biasanya beli satu kilogram, sekarang hanya seperempat kilo atau satu ons saja. Harga naik sejak sepekan terakhir,” ungkap Nunung.

Adang (48), pedagang cabai di Pasar Kojengkang, kawasan Dadaha, menginformasikan bahwa harga cabai domba saat ini menembus Rp80.000 per kilogram.

“Terutama cabe domba, sekarang harganya naik lagi, kemarin saya belanja sampai Rp80.000 per kilogram,” ucap Adang sambil menunjukkan cabai dagangannya.

Menurut Nunung dan Adang, kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh menurunnya pasokan cabai dari bandar. Hal ini akibat hasil panen yang berkurang karena cuaca yang tidak menentu.

“Selain itu, panen petani cabai di beberapa wilayah tidak merata sehingga produksi cabai naik turun,” terang Nunung.

Pasokan cabai di beberapa pasar di Kota Tasikmalaya seperti Pasar Cikurubuk, Pasar Pancasila, dan Pasar Padayungan berasal dari para petani di lereng Gunung Syawal Ciamis, Gunung Galunggung, serta beberapa bandar dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kenaikan harga cabai ini berdampak signifikan pada konsumen dan pedagang. Para pedagang yang biasanya membeli cabai dalam jumlah besar untuk stok harian kini harus mengurangi pembelian mereka.

Kenaikan harga cabai yang signifikan ini menambah beban bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada cabai sebagai bahan pokok dalam usaha dagang mereka.

Diharapkan pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi untuk mengatasi masalah pasokan agar harga cabai kembali stabil dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Sementara itu, warga Kota Tasikmalaya harus tetap bersabar dan mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *