TANGERANG SELATAN (CAMEON)–”Kami sudah melatihkan hingga modul tiga para fasilitator yang menjadi aset daerah ini, namun rupanya mereka perlu juga dilatih efektivitas pembelajaran sehingga mereka mampu melatih guru agar tahu bagaimana mengelola kelas seperti misalnya memberi tugas yang menantang partisipasi siswa atau hasil karya tulisan siswa yang berkualitas. Modul empat yang dilatih ini menguatkan kemampuan praktik baik guru di bidang literasi, sains dan matematika,” kata Ujang Sukandi (17/2), Spesialis Pelatihan Guru USAID
PRIORITAS. Hal ini disampaikannya saat acara pembukaan pelatihan untuk pelatih (ToT) modul 4 dan pendampingan yang diselenggarakan USAID PRIORITAS Banten di hadapan sejumlah fasilitator daerah pada 17-20 Februari 2017. Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah fasilitator daerah tingkat SD/MI dan SMP/MTs di empat kabupaten/kota yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Ujang juga berpendapat pelatihan ini menguatkan para fasilitator strategi pendampingan pasca pelatihan agar guru menemukan umpan balik dalam meningkatkan pembelajaran berkualitas. “Selama ini fasilitator sulit menemukan hal baik saat pendampingan atau memberikan masukan untuk perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, pelatihan ini menguatkan strategi pendampingan sehingga pelatihan tidak berhenti begitu saja,” tegas Ujang.
Pentingnya literasi juga ditekankan dalam pelatihan ini. Fakta yang ditemukan bahwa guru di tingkat SD/MI masih mengalami kendala dalam penguasaan “membaca permulaan” dan guru di tingkat SMP/MTs masih sulit mengajar teks berbasis fakta dan fiksi secara aktif. Demikian pendapat Ade Husnul Mawadah, Dosen Bahasa Indonesia UNTIRTA sekaligus Koordinator Penyelenggara pelatihan tentang perlunya materi literasi yang diberikan di pelatihan. “Selain literasi penting untuk bekal siswa, pelatihan ini juga menguatkan materi sains dan matematika. Untuk matematika misalnya masih ditemukan miskonsepsi siswa. Atau dalam pelajaran sains, guru belum mengajar secara aktif yang melibatkan siswa,” tambah Ade.
Senada dengan Ade, salah seorang peserta menjelaskan bahwa literasi penting tidak hanya sekedar mengenalkan bunyi. “Harapan saya sebagai guru di SD, modul empat menambah pemahaman saya tentang literasi. Saya jadi tahu bagaimana mengajarkan menulis pada siswa atau memberikan penilaian hasil tertulis siswa. Modul pelatihan kali ini memang lebih dari sekedar melatih literasi siswa saja, tetapi juga misalnya pemilihan bahan bacaan yang berbobot,” kata Eva Sujaeva, salah seorang guru di Kabupaten Serang.
Tidak hanya melatih skill mengajar saja, para fasilitator juga berperan mendampingi pasca pelatihan dengan memberikan umpan balik dan memikirkan alternatif pemecahan masalah. Kata Ade “Jika sudah ada praktik baik yang dilakukan guru, fasilitator juga perlu mendorong agar mereka dapat menyebarluaskan hal baik tersebut kepada yang lain. Ini perlu untuk menguatkan keberlanjutan praktik baik usai USAID PRIORITAS berakhir.” (Ginan)