GARUT (CM) – Energi panas bumi di Jawa Barat semakin menjadi sorotan sebagai solusi energi terbarukan yang potensial. Panitia Khusus (Pansus) III DPRD Jawa Barat menilai bahwa energi ini bukan hanya efisien secara ekonomi tetapi juga mudah diimplementasikan dengan teknologi yang ada.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat terkait Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta Rencana Umum Energi Daerah (RUED), panas bumi dijadikan andalan dalam upaya transisi energi di provinsi ini.
Ketua Pansus III DPRD Jabar, Jaenadi, menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi harus menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, energi alternatif ini tidak hanya mendukung ketahanan energi jangka panjang, tetapi juga membantu menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
“Panas bumi adalah salah satu sumber energi terbarukan yang memberikan optimisme besar karena ekonomis dan penerapannya cukup sederhana,” ujar Jaenadi saat mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang di Kabupaten Garut, Selasa 21 Januari 2025.
Ia menekankan pentingnya ketahanan energi berbasis EBT sebagai langkah strategis untuk masa depan. Jaenadi mengingatkan bahwa transisi energi dari sumber fosil ke terbarukan membutuhkan kerja sama erat dari semua pihak guna mencapai target Zero Emission pada tahun 2060.
“Ketahanan energi berbasis EBT adalah solusi untuk masa depan. Dengan perencanaan yang matang melalui RUED, Jawa Barat memiliki peluang besar menjadi pelopor transisi energi di tingkat nasional,” tambahnya.
Jaenadi juga mengapresiasi pencapaian Jawa Barat yang telah melampaui target penggunaan energi terbarukan. “Syukur Alhamdulillah, pada tahun 2025 kita sudah mencapai 24 persen, melampaui target nasional yang hanya 20 persen. Ini adalah prestasi yang harus kita terus tingkatkan,” jelasnya.
Panas bumi memberikan banyak manfaat, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Selain membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil, pengembangan energi ini juga membuka peluang kerja dan mendukung perekonomian lokal.
“Pengembangan energi panas bumi bukan hanya tentang keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi positif bagi masyarakat,” ungkap Jaenadi.
Dengan perencanaan yang terintegrasi, Jawa Barat berpotensi besar menjadi pusat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Langkah ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Kita siap memimpin transisi energi di Indonesia. Dengan komitmen bersama, saya optimis target Zero Emission pada 2060 bisa terwujud,” tutup Jaenadi.