KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Balai Kota Tasikmalaya, Kamis pagi (12/5) didatangi belasan santri yang menuntut Wali Kota untuk mengidentifikasi para pegawai aparatur pemerintah atau PNS yang terlibat menjadi anggota HTI, PKI dan golongan Ahmadiyah untuk memecatnya.
Agung Gumilar, Korlap Aksi, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus kita bela sampai titik darah penghabisan karena berdirinya negara ini diperjuangkan dengan cucuran darah para pejuang baik dari para ulama, santri, pemuda, dan para pahlawan kita terdahulu.
Menurutnya, jika tuntutan ini tidak ditanggapi maka penyebaran ajaran itu akan berbahaya bagi keberlangsungan Pemerintahan Kota Tasikmalaya.
Sempat terjadi adu mulut antara Asda III dengan sejumlah pendemo. Asda III, Ronny Mulyawan, menerangkan kepada para pendemo itu bukan adu mulut tetapi salah persepsi dikira menyembunyikan Wali Kota, padahal Wali Kota tidak ada di tempat. Itulah yang menjadi miskomunikasi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kesbangpol, Deni Diyana, menyampaikan bahwa sampai saat ini kami belum mendapatkan laporan atau informasi mengenai keterlibatan Pegawai Negeri Sipil yang terlibat dalam anggota HTI, PKI, dan Ahmadiyah.
“Kami akan mencoba mengidentifikasi atau menelusuri apakah ada atau tidak ada yang terlibat menjadi anggota HTI, PKI dan Ahmadiyah. Kalaupun ada, kami akan berusaha untuk mendekati, membujuknya dari mulai lisan atau teguran supaya kembali lagi ke jalan yang benar,” ujarnya. Cakrawalamedia.co.id (EDI MULYANA)