BANDUNG, (CAMEON) – Kementerian Pariwisata akan melakukan standarisasi halal yang paling populer. Diantaranya, kuliner, fashion dan kosmetik. Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya mengatakan, Indonesia memiliki fashion terbaik bernama hijab.
”Kalau hijab saya khawatir pasarnya terbatas,” ucap Yahya kepada wartawan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (1/9).
Ketiganya akan dilakukan dan menjadi ciri khas Indonesia. Bahkan, ke depan pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap barang mana saja yang akan disertifikasikan.
Lebih jauh, pihaknya menilai tiga produk tersebut memiliki pasar yang cukup luas. Terkait dengan persaingan Malaysia, pihaknya akan menggunakan standar internasional untuk ketiga produk tersebut.
”Kita harus lebih baik dari mereka. Untuk wisata halal akan diganti menjadi Global moslem travel index,” ungkapnya.
Dengan cara seperti ini, pihaknya optimis Malaysia akan kalah. Lalu untuk sumber daya manusia, pihaknya telah menetapkan ITB menjadi wisata halal di Indonesia. Bahkan, ITB akan menjadi pusat kajian wisata halal.
Nantinya, ITB bertanggung jawab mendidik SDM untuk wisata halal. Selain Jabar, ada Aceh, Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Barat yang menjadi kawasan wisata halal.
Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengatakan, telah menyediakan lebih dari 1000 sertifikasi halal yang akan dikeluarkan Jawa Barat. ”Kita akan deklarasikan bahwa Jawa Barat menjadi wisata halal pertama,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi destinasi wisata ini tidak akan lama lagi terjadi di Jawa Barat. Untuk wisata pendukung lainnya, pihaknya juga sedang melakukannya. Salah satunya museum yang akan dibangun di Jawa Barat.
Terakhir, Associate Professor of Keio University, Japan Yo Nonaka mengatakan bahwa Jepang mulai menyadur untuk pengembangan wisata Halal. Jepang sendiri mulai melakukan pengembangan kurang lebih dua tahun yang lalu.
”Masyarakat dan pemerintah di Jepang perlu mendapatkan pemahaman terkait hal ini,” ungkapnya.
Sebab, diakui olehnya memang tidak mudah untuk memberikan pemahaman halal.Selama satu tahun, untuk menuju pariwisata cukup sulit. Akan tetapi, dalam satu tahun ini pihaknya lebih mengenalkan muslim friendly. Sebab, adanya beberapa kasus yang mengatasnamakan agama cukup mempengaruhi.
Terkait ekonomi syariah, di Jepang memang sulit berkembang. ”Saat ini baru pelajar dan mahasiswa,” jelasnya.
Akan tetapi, saat ini masjid di Jepang mulai berkembang. Dia berharap, dengan cara ini semakin mudah pariwisata halal bisa berkembang lebih pesat.
Dengan adanya, pariwisata halal ini, diharapkan lebih akan lebih banyak muslim yang datang ke Jepang.”Jumlah muslim itu setiap tahunnya semakin banyak.
”Dengan cara ini, semoga bisa lebih banyak lagi wisatawan yang datang dengan pariwisata halal ini,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Nta)