Manasuka

Cerita Mistis Dibalik Keindahan Curug Sawer Cililin

792
×

Cerita Mistis Dibalik Keindahan Curug Sawer Cililin

Sebarkan artikel ini
Cerita Mistis Dibalik Keindahan Curug Sawer Cililin

BANDUNG BARAT, (CAMEON)-Kecamatan Cililin yang terkenal sebagai Kota Santri menyimpan sejuta pesona wisata. Salah satunya Curug Sawer. Keberadaan Curug Sawer tidak jauh dari SMA 1 Cililin. Dari Kota Bandung sendiri sekitar 35 km dan berada di ketinggian kurang lebih 800 M dpl dengan suhu 25 derajat Celcius.

Di Kawasan Curug Sawer di dominasi oleh tumbuhan pinus. Suasana masih terasa masih sangat asri, serta masih banyak terdapat spesies Kera Ekor Panjang. Bukan hanya itu, kawasan tersebut bisa dijadikan untuk melatih fisik. Karena kawasan Curug memiliki medan yang cukup baik untuk para pendaki gunung.

Akan tetapi, dibalik keindahan tersebut terdapat sebuah cerita seekor ikan besar dengan setengah badannya seperti manusia. Hal ini diceritakan oleh Iim Mahfudin salah seorang pengelola Wisata Curug Sawer.

”Curug ini dulunya sering dipakai mandi oleh para perempuan di daerah ini. Hingga pada suatu hari ada seorang perempuan yang sedang hamil mandi di curug tersebut,” tuturnya kepada wartawan ditemui di lokasi, Minggu (15/1/2017).

Dia menceritakan, perempuan itu tiba-tiba akan melahirkan. Saat itu, tidak ada satu pun orang yang berada di Curug. Perempuan itu merintih kesakitan, hingga pada akhirnya perempuan itu melihat seekor ikan besar.

Akan tetapi, sosok tersebut terbilang aneh. Pada bagian bawah menyerupai ikan dan bagian atas menyerupai manusia. Sosok aneh itu, ternyata malah membantu persalinan perempuan tersebut.

“Ikan itu malah membantu perempuan tersebut pulang ke rumahnya yang hanya memakan waktu sangat sebentar,” ucapnya.

Sebenarnya, lanjut dia, warga mengenal tempat itu bukan Curug Sawer, tapi Curug Orok. Bergantinya nama menjadi Curug Sawer, pihaknya tidak mengetahui hal tersebut.

“Sebenarnya ada banyak cerita tentang Curug Sawer. Salah satunya, masyarakat menyakini jika mandi di Curug Sawer di bulan-bulan tertentu akan mendapatkan keberkahan. Bahkan bisa juga untuk mendapatkan jodoh dan awet muda,” jelasnya.

Pada setiap malam Kliwon tempat tersebut selalu dijadikan tempat ritual ngabumbang. Hal ini untuk asihan, menguji kekuatan tubuh, dan kenaikan tingkatan ilmu kebatinan.

Dia mengungkap, Curug Sawer sempat terjadi longsor. Hal itu membuat keadaan curug menjadi pendek. Ketika ditanya lebih jauh terkait waktu terjadi longsoran, dia mengatakan tidak mengingat jelas kejadian itu.

Dulunya ketinggian curug mencapai 73 meter. Bersamaan dengan terjadinya longsor air sungai pun menjadi kecil. Apalagi ketika musim kemarau, tidak jarang air yang mengalir di Curug Sawer mengering.

Sebelum terjadi longsot, air sungai banyak dipergunakan oleh masyarakat. Biasanya untuk pertanian, sawah, industri, pengairan penduduk, pesantren dan lain selainnya.

Walaupun air telah menyusut, masyarakat masih masih mempergunakan area sekitar untuk berkemah. Untuk area perkemahan dipatok dengan harga Rp 150 ribu. Sedangkan untuk masuk ke Curug Sawer pengunjung harus membayar Rp 10 ribu perorang. Selain itu, Curug Sawer juga bisa dijadikan untuk preweding dan shooting. (putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *