News

Bordir Tasikmalaya, Pesanan Meningkat Jelang Hari Raya Idul Fitri

356
×

Bordir Tasikmalaya, Pesanan Meningkat Jelang Hari Raya Idul Fitri

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Memasuki kawasan perkampungan di Kota Tasikmalaya, suara mesin jahit menderu-deru saling bersahutan dari setiap rumah di mana para perajin baju koko berlomba meraup cuan.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, sejumlah aktivitas para perajin baju koko semakin meningkat. Selama Ramadan, permintaan produksi kerajinan bordir busana muslim seperti baju koko untuk pasokan kebutuhan sentra penjualan di Pasar Baru Bandung, Tangerang, hingga Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, terus meningkat. Tak heran, jika para perajin kebanjiran pesanan.

Kerajinan bordir merupakan salah satu produk unggulan khas Kota Tasikmalaya. Nama besar bordir Tasikmalaya selama ini sudah terkenal ke berbagai daerah di tanah air, bahkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.

Industri kerajinan pakaian bordir telah menjadi salah satu penopang perekonomian ribuan masyarakat Kota Tasikmalaya, meningkatnya pesanan tak hanya dialami perajin berskala besar, perajin kecil pun mengalami hal serupa.

Di beberapa sentra bordir di Tasikmalaya, seperti Tamansari, Cibeureum, Kawalu, Sukaraja, dan Cipedes, misalnya. Di sana, para perajin harus bekerja lembur sampai larut malam untuk menyelesaikan pesanan.

Elan Jaelani, salah satu perajin bordir baju koko warga Kampung Bantargedang RT.02 RW. 09, Kersanegara, Cibeureum Kota Tasikmalaya, Jawa Barat saat ditemui mengakui di menjelang bulan suci Ramadan 1445 H terjadi peningkatan pesanan.

“Alhamdulilah pesanan sejak beberapa bulan menjelang puasa Ramadan sudah mulai meningkat, bahkan hari ini pesanan sudah kewalahan bahkan overload,” ungkap Elan di rumah tinggalnya yang dijadikan ruang kerjanya, Sabtu (16/3/2024).

Pemilik rumah produksi berlabel Widiant ini mengaku usaha produksi bordir baju Koko yang dirintisnya sejak tahun 2000 hanya mampu melayani pesanan di pasar lokal Priangan Timur seperti Pasar Cikurubuk Tasikmalaya, pasar Sumedang, Ciamis, Kawali, Banjar serta Pangandaran.

“Pasar saya terbatas hanya di beberapa pasar di Priangan Timur karena sistem penjualannya pun masih dari pasar ke pasar tidak melalui online seperti perajin besar yang lainnya,” terang Elan.

Elan mengakui dengan keterbatasan karyawan yang hanya sepuluh orang tak mampu memanfaat kondisi pasar yang sedang ramai terutama di produksi pakaian bordir baju Koko stelan anak yang sedang trend penjualannya saat ini.

Di hari kelima bulan suci Ramadan menurut Elan, dirinya bersama sepuluh karyawan yang terdiri dari lima penjahit, seorang tukang lobang kancing, dua orang tukang potong, dan selebihnya di bagian setrika dan packing hanya mampu melayani 2000 potong baju koko stelan.

“Peningkatan pesanan mulai terasa, bahkan, saking banyaknya pesanan yang harus diselesaikan, beberapa order dari beberapa sekolah TK/PAUD dan SD terpaksa ditangguhkan,” tandas Elan.

Hal senada disampaikan oleh perajin warga Kawalu bernama A. Mulyana (49) yang membenarkan pesanan produksi bordir pakaian baju koko jelang hari raya Idul Fitri meningkat.

“Leres pisan, order ningkat ampir di tiap pengrajin nu aya di tasik mah, sasih saom ieu pamugi janteun kabarokahan kanggo pengrajin acuk koko (Betul sekali, order meningkat hampir disetiap perajin yang ada di Tasikmalaya, bulan Ramadan ini menjadi bulan berkah bagi para perajin baju koko),” ungkap A. Mulyana.

Menurut sejumlah perajin di Kota Tasikmalaya, sudah menjadi tradisi trend penjualan baju koko biasanya menjelang Lebaran pesanan terbanyak berupa mukena dan busana muslim dengan berbagai motif, busana tersebut dijual dengan harga bervariasi antara Rp 60 ribu hingga ratusan ribu tergantung bahan dan motif bordirnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *