Reni sendiri sebenarnya belum mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS, tetapi melalui pendampingan fasilitator daerah, Dewi Cahyanti, SSi, yang datang ke sekolahnya, dia memanfaatkan untuk belajar cara meningkatkan kemampuan dan minat membaca siswa.
Reni mengajak 6 siswanya untuk mengikuti kegiatan membaca terbimbing. Kegiatan tersebut sudah dijadwalkan secara rutin yang dilaksanakan seminggu 3 kali yaitu pada Senin, Rabu dan Jumat. Waktunya sekitar 20-30 menit.
Pada pertemuan ke tiga, Reni menggunakan buku bacaan berjenjang yang berjudul Sayuran. Sebelumnya, para siswa sudah diminta untuk membawa sayuran seperti yang ada di dalam buku. ”Sayuran ini untuk membuat pembelajaran menjadi lebih konkret dan menarik perhatian siswa,” kata Dewi yang mendampingi pembelajaran.
Di awal, Reni meminta siswa menebak judul cover buku. Sebagian besar siswa berhasil menebak dengan benar judul buku tersebut. ”Kegiatan menebak atau memprediksi ini untuk melatih keberanian siswa menyampaikan pikirannya yang disampaikan dengan kata-katanya sendiri,” kata Dewi lagi.
Sebelum membuka halaman kedua, guru meminta siswa mengeluarkan sayuran yang dibawanya. Ada yang membawa wortel, brokoli, terong, dan sayuran lainnya seperti yang ada di dalam cerita isi buku. Kemudian guru membimbing siswa membaca buku secara bergantian.
Pada setiap halaman buku sebelah kiri tertulis satu kalimat yang terdiri dari tiga kata, dan dilengkapi gambar satu halaman penuh yang sesuai dengan kalimat tersebut. Misalnya, pada halaman kedua tertulis, ”Lihat tomat ini! Guru menutup kata tomat pada semua buku, dan siswa yang kebagian membaca diminta menebak kata yang ditutup. Siswa berhasil menebak dengan benar, karena gambar yang ada pada halaman tersebut sudah dikenali oleh siswa.
Setelah membaca, siswa diminta meraba sayuran tersebut dan mendeskripsikannya secara lisan. “Wortel warnanya oranye. Bentuknya panjang. Kalau dimakan rasanya manis,” ucap salah seorang siswa mendeskripsikan wortel yang dipegangnya. Begitu seterusnya sampai kegiatan membaca selesai.
Selanjutnya, guru mengeluarkan papan Flanel huruf untuk siswa belajar menyusun kata dengan kartu huruf. “Wortel terdiri dari huruf apa saja? Coba kamu susun,” kata guru. Seorang siswa mencoba menempel huruf yang menyusun kata wortel. Ternyata dia keliru menempel huruf e dengan huruf a. Teman di sebelahnya diminta guru untuk membantu memperbaikinya.
Di akhir pembelajaran, guru mengeluarkan potongan kertas yang berisi ciri-ciri sayuran yang sudah dibaca dan dibawa siswa. Untuk menguji pemahaman siswa, guru memberikan satu sayuran kepada salah seorang siswa, dan siswa tersebut mengambil potongan kertas yang berisi ciri-ciri sayuran tersebut. Siswa tampak menikmati kegiatan membaca terbimbing tersebut.
Menurut Dewi, perkembangan kemampuan siswa membaca meningkat signifikan setelah belajar membaca dengan buku bacaan berjenjang. “Di kelas saya ada dua orang siwa yang belum lancar membaca dan menulis. Setelah rutin selama 4 bulan didampingi, mereka sekarang sudah bisa membaca dan membuat resume dari hasil bacaannya,” katanya bangga. cakrawalamedia.co.id (ginan)