News

Batik Oncom, Dampak Upper Cisokan dan Potensi Ekonomi KBB

485
×

Batik Oncom, Dampak Upper Cisokan dan Potensi Ekonomi KBB

Sebarkan artikel ini
Batik Oncom, Dampak Upper Cisokan dan Potensi Ekonomi KBB
Sekda KBB, Maman S Sunjaya, memperlihatkan batik oncom kebanggannya. Batik model ini akan dikembangkan untuk peningkatan potensi warga KBB di wilayah Selatan yang terkena dampak Upper Cisokan.

BANDUNG BARAT, (CAMEON) – Mega Proyek Upper Cisokan yang ada di Selatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi tantangan dan peluang. Pemda setempat harus berpikir jeli melihat berbagai potensi yang ada agar warga terkena dampak merasakan keberkahan.

Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Maman S Sunjaya, berbicara fakta dan visi kedepannya terkait potensi di wilayah selatan KBB. Terutama mereka yang terkena dampak Upper Cisokan.

“Berbicara warga yang terkena dampak memang banyak. Pihak PLN sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka yang terkena dampak,” kata Maman, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, selama ini warga yang terkena dampak memiliki mata pencaharian berbeda. Mereka bergerak dibidang peternakan, pertanian dan perdagangan.

Ada ratusan warga yang terkena dampak. Misalnya di wilayah Cipongkor ada 200 kepala keluarga (KK), wilayah rongga yang terkena dampak jalan ada 411 KK dan warga yang terkena dampak rendaman sebanyak 443 KK.

Sebenarnya, banyaknya warga yang terkena dampak Upper Cisokan ini telah dipikirkan solusinya oleh pihak terkait. Pihaknya juga sudah menyiapkan energi untuk pendampingan.

Pihak PLN, kata dia, telah menyalurkan ganti rugi melalui koperasi. Dan ganti rugi itu dikelola oleh 3 koperasi,  yakni koperasi Anugerah Jaya Abadi Cipongkor yang sudah diberi bantuan Rp 1,5 miliar.

Ada juga koperasi sejahtera warga tanah pengganti terkena dampak sebesar Rp 3,4 M dan sebuah koperasi di desa Sukasari Kecamatan Rongga sebesar Rp 4,5 miliar. Di lokasi yang terakhir ini memang cukup besar terkena dampak rendaman.

“Nah kami sebagai pemerintah daerah bertugas melakukan pengembangan. Saya berpikir, ada potensi besar di Selatan KBB, yaitu batik,” ujarnya.

Setelah terkenal dengan batu akik oncom, kini pihaknya ingin membumikan batik oncom. Batik yang khas dan mempesona motifnya akan menjadi potensi besar untuk pengembangan perekonomian warga.

“Jadi kedepannya mereka (warga) akan dilatih membatik. Kami sudah siap kerjasama dengan beberapa rumah batik,” katanya.

Sekda tidak berbicara kosong. Dia kemudian berganti baju ke belakang dan kemudian menghampiri dengan penampilan berbeda.

Dengan bangga, dia memamerkan batik oncom. Batik itu bermotif batu akik oncom, salah satu batu akik khas dari Kecamatan Gununghalu.

Sekilas motif batik yang dikenakan itu, lebih gaul dibandingkan batik pada umumnya. Selain bisa dibuat kemeja atau safari, dengan motif seperti itu cocok juga dibuatkan kaos.

“Hasil kontes ada beberapa profil batik oncom. Nah, kalau yang saya kenakan, itu profile pribadi saya,” ujar Maman.

Warna batik oncom itu cukup kontras. Pilihan bunga bakung, berwarna orange dan keungu-unguan dengan warna dasar ungu muda lembut.

Pemilihan motifnya diambil dari dasar warna, dengan motif pancawarna oncom. Motif tersebut kemudian dipadukan dengan bunga bakung atau bunga lili, sehingga terlihat elok  dipandang mata.

Dipilihnya bunga bakung memiliki nilai filosofis tersendiri. Bunga itu, bisa tumbuh dimana-mana dengan keanekaragamannya dan gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Maknanya kata Maman, bunga bakung diibaratkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang harus bisa menyesuaikan diri dimanapun ditugaskan. Sedangkan pemilihan pancawarna, ia berkeinginan ada ciri khas tersendiri tentang batik oncom sehingga batik ini hanya ditemukan di KBB.

“Ide kreatif ini muncul, ketika saya mengamati motif batu akik oncom. Ini keren sekali. Warga selatan KBB yang punya khas oncom akan semakin bersinar,” serunya.

Ide untuk membuat motif batik oncom  muncul ketika mengamati motif-motif  batu akik oncom.  Karena kekhasan batu akik tersebut, menurutnya bisa dituangkan dalam goresan batik di atas kain.

“Motif  yang dipilih ini memiliki motif pancawarna, seperti batu akik oncom. Jika warga di sana dikembangkan untuk membatik, tentunya akan jadi potensi besar,” tandasnya. cakrawalamedia.co.id (Ginan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *