BANDUNG, (CAMEON) – Perjalanan hidup seseorang untuk mencapai spiritual akan berbeda satu dengan dengan yang lainnya. Seperti halnya tokoh bernama Bejo dalam film berjudul “SUNYA” mengisahkan perjalanan spiritual yang surealis dan enigmatik.
Bejo kecil sering mengalami kejadian yang aneh. Seperti bertemu seorang gadis kecil yang menghilang di pinggir hutan. Lalu, melihat peri-peri menari untuknya dan ditemani sahabat gaib bernama Rohman yang melindunginya. Serta Raksasa Buto yang ingin jadi sahabatnya.
Saat dewasa, orang-orang sekitar menuduh Bejo memelet perempuan idamannya, Raisya. Bejo menerima kabar dari rumah sakit bahwa neneknya sekarat, tapi dokter tidak menemukan penyakit apapun. Sang nenek tidak bisa menjadi sehat ataupun meninggal dunia.
Kesembuhan neneknya terkait dengan sebuah tradisi pengabdian pada orang tua. Bejo mengupayakan perklenikan untuk menyembuhkan sang Nenek. Belakangan terungkap bahwa ada konsekuensi serius yang berhubungan dengan masa kecilnya yang misterius.
Film yang dirilis pada 6 Oktober 2016, ditulis sekaligus disutradarai oleh Harry Dagoe Suharyadi telah banyak diapresiasi. Film bergenre thriller dengan latar belakang budaya kuno Jawa. Di dalam film tersebut, penonton akan sering menemukan unsur rasional dan klenik secara beriringan.
Menurut Sang Sutradara Harry Dagoe, film produksi Sinema Jiwa ini diilhami dari cerpen Eka Kurniawan: Jimat Sero. “Kita terkadang bosan dengan suguhan film yang itu-itu saja. Sehingga, saya mulai membuat film tersebut,” jelas Harry saat diskusi di Institut Français Indonesia (IFI) Bandung, Senin (19/12).
Sementara, Kritikus Hikmat Darmawan menyebut Sunya sebagai salah satu film Indonesia terkuat tahun 2016. Di media sosial, sineas Hollywood seperti Brett Ratner dan Paul Haggis menyatakan antusiasnya untuk me-nyaksikan film ini. “Bersama 2 film lain, Sunya berkompetisi di Asian Film Festival JAFF pada awal Desember 2016,” ungkapnya.
Sunya resmi terpilih menjadi film semi finalis berkompetisi pada Hollywood Film Festival di Los Angeles, Amerika Serikat, dan Malta International Film Festival. Sunya juga menjadi nominator untuk film, sutradara dan konsep original terbaik pada Piala Maya 2016 yang sedang berlangsung. (Putri)