KABUPATEN TASIK, (CAMEON) – Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Tasikmalaya menurun. Kepala Bidan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tasikmalaya, Dadan Hamdani, menyebutkan, di 2015, angka kematian ibu hamil tercatat ada 55 kasus. “Pada 2016 menurun hingga 16 persen, jadi 45 kasus,” sebutnya, Senin (6/2/2017).
Bukan hanya itu. Angka kematian bayi pun turun. Di 2015 ada 294 kematian bayi. Tahun kemarin turun menjadi 255 kasus. Menurut dia, angka kematian ibu hamil dan bayi disebabkan banyak faktor, yaitu faktor mendasar, tidak langsung, dan langsung. Terkait faktor mendasar di antaranya adalah rendahnya pendidikan dan kesejahteraan.
Warga Kabupaten Tasikmalaya, rata-rata lama sekolahnya 7,4 tahun. Artinya, baru kelas 2 SMP sudah keluar. Putus sekolah. Tingkat kesejahteraan pun masih rendah. Dua hal itu berpengaruh pada tingkat pemahaman dan kesadaran kesehatan.
“Ada juga faktor tidak langsung, seperti anemia. Sebanyak 49,06 persen ibu hamil mengalami kekurangan darah. Otomatis itu akan berpengaruh kesehatan ibu hamil. Banyak ibu hamil yang kekurangan energi kronis,” tuturnya.
Kalau faktor langsungnya, sambung Dadan, adalah pendarahan dan keracunan kehamilan. “Pendarahan itu banyak penyebabnya. Salah satunyanya karena anemia. Jadi semua ini saling terkait,” tandasnya.
Ia menegaskan, untuk menyelesaikan persoalan di atas dan masalah kesehatan lainnya, perlu kerja sama antarinstansi. Tidak bisa dikerjakan Dinas Kesehatan sendiri. “Semua harus sinergis. Dewan harus mengalokasikan anggaran ideal, infrastruktur jalan harus diperhatikan, pendidikan juga sama. Masing-masing punya peran terkait,” paparnya. (sep)