KOTA TASIKMALAYA (CM) – Adanya alat berat jenis ekskavator (beko) di bukit Pameongan membuat warga Aboh Rw 01 Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat Geram.
Keberadaan alat berat tersebut dikhawatirkan akan mengekspolitasi kembali bukit pameongan yang selama ini telah di tolak warga.
” Sebelumnya warga sudah menolak secara tertulis, bahkan sudah beberapa kali, warga Rw 01 dan tokoh ulama Rw 02 sepakat tidak mengizinkan galian C yang dinilai akan berdampak bagi masyarakat luas,” singkat Ketua DKM Nulur Qomar Ustad Yayat yang di dampingi Ketua DKM Baeturrohman, Ketua LPM Kelurahan Sukamulya dan seluruh masyarakat RW 01.
Hal senada juga dikatakan Ketua DKM Baiturrohman, Iwan yang merupakan tokoh di RW 02 mengatakan, dirinya sepakat untuk menolak keras adanya galian C di bukit Pameongan, termasuk di bukit Jambu yang mengobrak abrik tanah wakaf milik warga Aboh.
“Apa pun yang terjadi, bukit Pameongan harus tetap di pertahankan, jangan sampai di ekploitasi oleh oknum pengusaha galian C termasuk bukit Jambu pun harus tetap dipertahankan. Apa lagi di lokasi bukit jambu terdapat pemakaman wakaf untuk warga Rw 01 Aboh,” jelas Iwan.
Iwan menuturkan, saat ini keberadaan bukit Jambu sudah hampir habis ditambang oleh oknum pengusaha, bahkan merambat sampai ke tanah wakaf.
” Rusaknya tanah wakaf pihak pengusaha beko harus bertanggungjawab dengan cara di ganti dengan tanah merah tanpa batu bukan matrial kasar. Atau di tukar gulingkan dengan lokasi yang layak,” pintanya.
Sementara, Ketua LPM Kelurahan Sukamulya, Sudrajat menegaskan, bahwa penolakan akan terus dilakukan apa pun alasan dan siapa pun yang memback up alias membekingi kami tetap tidak akan mengijinkan mereka menghancurkan bukit Pameongan yang sebagian sudah menjadi Tempat Pemakaman Umum di dua Kelurahan Sukamulya dan Kelurahan Panglayungan.
” Kita tetap menolak keras, ini semua demi lingkungan dan kelestarian alam yang saat ini kondisi alam di Kota Tasikmalaya sudah tercemar oleh polusi yang di akibatkan oleh para penambang liar salah satunya yang dilakukan di bukit Jambu dan Pameongan,” katanya.
Sudrajat meminta, pengusaha dan oknum yang membekingi masuknya alat berat ke bukit Pameongan harus bertanggungjawab.
” Adanya alat berat telah membuat resah dan membangkitkan amarah warga yang selama ini telah bersusah payah mempertahankan bukit Pameongan yang dijadikan sebagai serapan air warga Rw01,” pungkasnya. (Edi Mulyana)