TASIKMALAYA (CM) – Ramadhan membawa berkah bagi perajin peci kulit waru, Enzim, asal Kampung Gegerkalong Desa Sukagalih Kecamatan Cisayong kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Omzetnya meningkat 100 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini tentu saja bisa menjadi inspirasi penyemangat di tengah lesunya perekonomian dampak dari covid-19.
“Alhamdulilah di bulan suci Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah ini penuh berkah. Banyak order dari pelanggan. Secara otomatis produksi peci berbahan kulit waru mengalami peningkatan 100 persen dari bulan bulan sebelumnya,” katanya saat diwawancara media, Kamis (09/05/2021).
Ia menyebut, permintaan pasar sampai keteteran dikarenakan permintaannya meningkat hingga 100 persen. Pasalnya, permintaan ini selain untuk di pasar lokal, juga tembus hingga mancanegara.
“Ya saya kebanjiran pesanan karena keterbatasan, cara memproduksinya dibuat secara manual. Jujur memang awalnya membuat peci terbuat dari kulit waru hanya coba-coba saja memanfaatkan bahan sisa dari pembuatan tas,” ungkapnya.
Dirinya tak menyangka hasil produksi kerajinannya bakal banyak yang menyukai, dan hingga kini permintaannya masuk ke kota-kota besar, tembus hingga ke pasar luar negeri seperti Arab Saudi, Turki, Dubai, dan Malaysia.
“Selain keterbatasan produksi yang masih manual, juga keterbatasan modal yang masih menggunakan modal sendiri. Jadi, pesanana di bulan suci Ramadan lebih mengutamakan pasar lokal melalui online, toko-toko dan reseller,” terangnya.
Enzim dan Edin Misbahudin yang masih merupakan perajin peci terbuat dari kulit waru, berharap ada bantuan dari pemerintah atau dari mana saja untuk membeli peralatan dan bahan produksi sehingga nantinya dapat memenuhi pasar lokal mau pun luar negeri. (EM)
