Membicarakan politik Indonesia, tentu akan bersinggungan dengan politik dunia. Kenapa? Politik nasional sampai saat ini masih dapat dipengaruhi oleh politik dunia. Indonesia sebagai negara bukan adidaya, akan mendapat badai kerugian ketika situasi politik dunia sedang tidak stabil. Indonesia oleh Muhammad Hatta dirumuskan arah politik luar negerinya yang bebas aktif. Bebas artinya menentukan jalan sendiri, dan aktif artinya menuju perdamaian dunia dan bersahabat dengan segala bangsa.
Nugroho dalam Soekarno dan Diplomasi Indonesia mengatakan, Soekarno memanfaatkan kedekatan Indonesia dengan india dan Pakistan untuk membangun kedaulatan negara. Lewat beberapa konferensi yang dilakukan, Indonesia menjadi bagian penting dari konferensi itu. Sehingga melahirkan beberapa pelaksanaan konferensi seperti KAA (Konferensi Asia Afrika). KAA mendorong perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya. KAA mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan akibat perang dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
Dalam hubungannya dengan negara lain, Indonesia menggunakan diplomasi soft power. Sejak kepemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), diplomasi soft power digunakan sebagai cara diplomasinya Indonesia dengan negara lain. Sepuluh tahun pemerintahan SBY menerapkan kebijakan luar negeri yang proaktif. SBY mengedepankan citra positif Indonesia dengan keaktifannya pada forum-forum internasional.
Diplomasi soft power digunakan karena unsur kepemilikan hard power-nya relatif lemah. Menjadi lebih rasional dengan soft power bila ingin mempertahankan kepentingan nasional dalam berdiplomasi. Sejalan dengan founding fathers Indonesia, pancasila terdiri dari beberapa ideologi, diantaranya religionisme, humanisme, nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme. Pancasila menjadi tawaran bagi seluruh masyarakat dunia dalam berkehidupan bangsa dan negara.
Beberapa kelemahan bentuk diplomasi soft power, yakni bisa dilihat dari kasus Natuna. Cina sebagai negara yang memiliki alutsita lebih banyak dari Indonesia lebih kuat. Ia mampu jika harus berperang melawan Indonesia. Secara hard power, pangkalan militer dan penjagaan daerah maritim Indonesia juga lemah, sehingga Indonesia tetap mengedepankan soft power sebagai cara diplomasi dengan negara lain.
Bicara peta politik Indonesia, maka erat kaitannya dengan globalisasi dan westernisasi. Kenapa? Pasar menjadi alat penekan politik nasional. Indonesia sebaiknya tidak hanya memakai soft power sebagai diplomasi, namun hard power juga perlu dipersiapkan dengan baik. Ancaman sewaktu-waktu bisa datang kapan saja. Kita dapat melihat pola diplomasi hard power pada Amerika dengan Irak. Amerika membangun kekuatan militer dan mengintervensi atas jatuhnya presiden Sadam Husein. Kombinasi soft power dan hard power adalah smart power. Teknik ini tidak merugikan menyerang secara militer namun mampu melumpuhkan sebuah negara. Seperti Iran yang akan menghancurkan satelit Amerika.
Kemandirian teknologi adalah bagian dari proyek masa depan indonesia, jika Indonesia ingin kuat. kita bisa mencontoh Iran, negara yang diembargo Amerika. Bukannya mereka melemah, namun menjadi semakin tambah kuat, berdikari, dan mampu menghilangkan ketergantungan kepada negara adidaya, seperti Amerika yang mengembargo Iran. Mereka mampu menciptakan teknologi secara mandiri.
Oleh : Budi Cahyono