BANDUNG, (CAMEON) – Terdapat sekitar 200 tenda terpasang dengan rapi di Masjid Habiburrahman PT. Dirgantara Indonesia. Kegiatan tersebut sudah terjadi sejak lima tahun terakhir. Menurut, pengurus DKM Habiburrahman, Nahdludin, kegiatan itikaf di masjid ini sudah berlangsung sejak tahun 1998. Namun, pendirian tenda selama itikaf baru ada pada tahun 2011.
“Jadi keberadaan tenda-tenda ini baru sekitar lima tahun lalu. Sampai sekarang rutin,” kata Nahdludin saat ditemui di Jalan Padajajaran, Kota Bandung, Selasa (28/6).
Dia mengatakan, tenda-tenda tersebut didirikan oleh jemaah masing-masing. Pihak DKM hanya memfasilitasi tempat untuk mendirikan tenda. Sebelum mendirikan tenda, jemaah harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui panitia. Sebab, pelataran masjid tidak cukup menampung minat jemaah yang cukup besar untuk beritikaf sambil mendirikan tenda.
“Sebelum bulan Ramadan kita sudah membuka pendaftaran. Banyak sekali yang berminat. Tapi harus kami batasi karena lahannya tidak cukup kalau diterima semua,” ujarnya.
Lanjut dia, tak jarang jemaah yang mendaftar berasal dari luar kota atau pulau. Bahkan tidak jarang, mereka memboyong keluarga untuk bersama-sama beritikaf dan tinggal di dalam tenda.
“Tapi untuk dari luar negeri selama ini belum ada. Paling luar pulau saja yang paling jauh,” ucapnya.
Diakui olehnya, para panitia sangat kerepotan dengan membludaknya peserta. Namun, pihaknya berupaya sebaik mungkin melayani jemaah, mulai dari penyediaan tempat salat dan wudu yang nyaman hingga memfasilitasi untuk makanan berbuka dan sahur. Termasuk majelis ilmu oleh dai-dai berpengalaman.
“Selama pelaksanaan ini, kami hanya memungut biaya untuk operasional masjid saja seperti listrik, air dan kebersihan,” kata Nahdludin.
Setiap tahunnya, Masjid Raya Habiburrahman dapat menampung sekitar 6.000 hingga 7.000 ribu jemaah yang menjalani itikaf. Jumlah itu termasuk jemaah dari ragam kalangan usia mulai dari orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak. cakrawalamedia.co.id (Nta)