Nasional

177 Orang Tewas Karena Longsor

43
×

177 Orang Tewas Karena Longsor

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CAMEON) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, longsor merupakan bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa meninggal. Secara nasional selama tahun 2016, telah terjadi 575 kejadian longsor dan menimbulkan 177 orang tewas akibat longsor.

Hal ini disampaikan, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Selasa (6/12). Menurutnya, ancaman bencana longsor akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan.

“Puncak hujan diperkirakan berlangsung pada Januari 2017, sehingga bencana longsor juga diprediksi akan meningkat kejadiannya,” ucapnya.

Seperti terjadi pada Senin (5/12) kemarin, longsor kembali terjadi di Lebak, Banten. Hujan lebat telah menyebabkan dua rumah tertimbun longsor di Kampung Cikatomas II RT 002/003 Desa Cikatomas Kecamatan Cilograng pada pukul 15.15 Wib.

“Longsor menyebabkan dua orang meninggal dunia yaitu H. Muhtar (54) dan Rika (15). Longsor juga menyebabkan dua orang luka berat yaitu Hj. Mintarsih (45) dan Ali (28). Kerugian material lain adalah satu rumah rata tanah, satu rumah rusak berat, 2 unit mobil dan 3 unit motor tertimbun longsor,” katanya.

Selanjutnya, kata Sutopo, tim SAR gabungan telah berhasil menemukan korban ketiga yang tertimbun longsor di Dukuh Tegalsari Desa Bulurejo Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar pada Selasa (6/12/2016). Korban Daliyem (66) warga Desa Bulurejo ditemukan oleh tim SAR gabungan setelah bekerja mencari selama 8 hari. Longsor itu terjadi sebelumnya pada 29/11/2016. Dengan ditemukannnya ketiga korban tertimbun longsor maka operasi SAR dihentikan.

Selain menelan korban tewas, longsor juga menyebabkan 100 orang luka-luka, 38.506 orang menderita dan mengungsi, 1.069 rumah rusak berat, 987 rumah rusak sedang, 926 rumah rusak ringan, dan puluhan bangunan umum rusak. Diprediksikan kejadian longsor ini masih akan terus bertambah mengingat potensi longsor makin meningkat.

“Tren bencana longsor memang meningkat. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya memang terjadi peningkatan. Pada tahun 2012 terdapat 291 kejadian longsor, kemudian berturut-turut tahun 2013 (296 kejadian), 2014 (600), 2015 (515), dan 2016 (576 per tanggal 6/12/2016),” tuturnya.

Namun, ungkapnya, korban jiwa tewas bervariasi tergantung dari besaran longsor yang menyebabkan korban jiwa tewas. Pada tahun 2012 longsor menyebabkan 119 jiwa tewas, kemudian tahun 2013 (190 tewas), 2014 (372 tewas, 2015 (135 tewas), dan 2016 (177 tewas).

Meningkatnya kejadian longsor di Indonesia disebabkan tingginya kerentanan longsor. Terdapat 274 kabupaten/kota di Indonesia yang rawan longsor dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi sebanyak 40,9 juta jiwa.

“Artinya 40,9 juta jiwa masyarakat tersebut terpapar langsung dari bahaya longsor. Mereka tinggal di lereng-lereng dan tebing pegunungan dan perbukitan yang rawan longsor. Saat ada pemicunya yaitu hujan deras maka terjadi longsor,” imbuhnya. (tama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *