CAKRAWALAMEDIA.CO.ID | Melansir dari GBNews pada Sabtu, 4 Januari 2035, Microsoft secara resmi mengumumkan bahwa masa aktif sistem operasi Windows 10 akan berakhir pada 14 Oktober 2025.
Pengumuman ini menandai babak akhir dari salah satu sistem operasi paling populer di dunia, yang selama bertahun-tahun menjadi tulang punggung komputasi global.
Keputusan ini berarti Microsoft akan menghentikan semua pembaruan perangkat lunak penting untuk Windows 10, termasuk perbaikan kerentanan keamanan, bug, dan berbagai masalah teknis lainnya. Tanpa pembaruan ini, pengguna Windows 10 akan menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi terhadap ancaman virus dan malware yang semakin canggih.
Meskipun Microsoft telah meluncurkan Windows 11 sejak Oktober 2021, Windows 10 tetap menjadi sistem operasi paling dominan di pasar.
Berdasarkan data terkini, 62,7% dari 1,6 miliar PC berbasis Windows di seluruh dunia masih menggunakan Windows 10. Dominasi ini mencerminkan kepercayaan pengguna terhadap sistem operasi ini, tetapi juga menciptakan tantangan besar menjelang berakhirnya dukungan resmi.
Pilihan Pengguna Menjelang Tenggat Waktu
Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, pengguna Windows 10 memiliki tiga opsi utama untuk menentukan langkah selanjutnya:
1. Upgrade ke Windows 11
Bagi pengguna yang perangkat kerasnya memenuhi persyaratan minimum Windows 11, opsi upgrade menjadi pilihan yang paling logis. Persyaratan tersebut meliputi prosesor 64-bit, minimal 4GB RAM, 64GB penyimpanan, dukungan TPM 2.0, dan fitur Secure Boot.
Proses upgrade dapat dilakukan secara gratis melalui alat yang disediakan Microsoft, seperti aplikasi PC Health Check, atau melalui alat pihak ketiga seperti WhyNotWin11 untuk memeriksa kompatibilitas perangkat.
Namun, persyaratan perangkat keras ini menuai kontroversi. Banyak PC yang diproduksi sebelum 2018 tidak memenuhi spesifikasi ini, sehingga jutaan perangkat berpotensi menjadi usang lebih cepat dari yang diperkirakan.
Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama mereka yang mengandalkan PC untuk kebutuhan harian tetapi tidak memiliki dana untuk mengganti perangkat.
2. Membeli Perangkat Baru
Bagi pengguna yang perangkatnya tidak kompatibel dengan Windows 11, Microsoft menyarankan pembelian perangkat baru. Rekomendasi ini, meskipun masuk akal dari perspektif teknologi, telah memicu kritik. Banyak pihak menganggap langkah ini sebagai pendorong pembuangan perangkat yang masih berfungsi, yang pada akhirnya akan meningkatkan limbah elektronik.
Microsoft mempromosikan lini perangkat baru, termasuk Copilot+ PC, yang dilengkapi fitur-fitur canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan peningkatan keamanan. Namun, bagi banyak pengguna, terutama di negara berkembang, harga perangkat baru ini menjadi kendala utama.
3. Berlangganan Pembaruan Keamanan Ekstensi (ESU)
Untuk pertama kalinya, Microsoft menawarkan langganan Pembaruan Keamanan Ekstensi (Extended Security Updates/ESU) kepada pengguna rumahan dan bisnis. Langganan ini memberikan pembaruan keamanan penting hingga tiga tahun setelah masa dukungan berakhir.
Baca Juga: Eksplorasi Kecanggihan iPhone 13; Desain Elegan, Performa Cepat, dan Kamera Revolusioner
Namun, biaya langganan ini meningkat setiap tahunnya: $61 untuk tahun pertama, $122 untuk tahun kedua, dan $244 untuk tahun ketiga. Meskipun belum ada harga resmi untuk pengguna rumahan, biaya ini dianggap memberatkan, terutama bagi mereka yang memiliki banyak perangkat.
Alternatif dari Pihak Ketiga
Sebagai alternatif, Google menawarkan opsi gratis untuk beralih ke ChromeOS. Sistem operasi berbasis cloud ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang ringan dan cepat, meskipun dengan keterbatasan tertentu dibandingkan sistem operasi Windows.
Selain itu, perusahaan keamanan pihak ketiga seperti 0patch juga menyediakan layanan dukungan perangkat lunak dengan biaya lebih terjangkau, memberikan pengguna opsi tambahan untuk mempertahankan keamanan perangkat mereka.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Berakhirnya masa aktif Windows 10 menimbulkan dilema bagi jutaan pengguna. Upgrade ke Windows 11, membeli perangkat baru, atau berlangganan ESU masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilihan terbaik akan sangat bergantung pada kebutuhan spesifik dan kemampuan finansial setiap pengguna.
Yang jelas, risiko tetap menggunakan Windows 10 tanpa pembaruan sangat besar. Ancaman virus, malware, dan serangan siber lainnya dapat merugikan pengguna secara signifikan. Oleh karena itu, pengguna disarankan untuk segera mengevaluasi opsi mereka dan merencanakan transisi sebelum 14 Oktober 2025.
Dalam era teknologi yang terus berkembang, keputusan yang bijak dalam menghadapi perubahan ini akan memastikan perlindungan data dan kelancaran operasional.
Dengan persiapan yang matang, pengguna dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang akan datang.