TASIKMALAYA (CM)-Bukan hanya alasan berada dalam gerbong yang sama, bukan! Karena bagi Asep, memperjuangkan keyakinan adalah pilihan yang tak dapat ditawar-tawar lagi.
Berpeci hitam berpadu dengan kemeja putih sedikit lusuh, pria berkumis yang dilahirkan dibawah kaki Pasir Gowong ini bercerita penuh semangat. Nadanya yang setengah keras seakan mengisyaratkan, masa depan bangsa yang cerah itu sudah ada di depan pintu.
Lengkapnya Asep Cahya Waluya, S.Pd.I. Seperti kebanyakan nama orang sunda pada umumnya, nama Asep yang disandangnya menjadi ikon untuk menentukan sikap politik. Calon legislatif (Caleg) dari partai gerakan indonesia raya (Gerindra) ini siap berjuang all-out.
“Bagi saya kemenangan Pilpres dan Pileg seperti sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dua-duanya ya harus menang,” tegas Asep, saat berbincang dengan CAMEON, Senin (4/2/2019).
Seperti mafhum, Pemilu serentak tahun 2019 adalah yang paling ribet sealamdunia. Bayangkan, dalam sekian menit masyarakat harus datang ke TPS dengan mencoblos lima kertas untuk selanjutnya dimasukan kedalam lima kotak suara.
Selain memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten juga memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Maka tak ayal, bagi para kontestan politik yang akan berlagak, tugas utama para politisi itu adalah menyelamatkan nasibnya sendiri-sendiri.
“Bagi sebagian orang mungkin ada yang demikian (hanya memikirkan untuk memenangkan dirinya sendiri, red). Tapi bagi para kader Gerindra saya yakin tidak demikian, semua Caleg berjuang memenangkan Pilpres,” imbuh Asep.
Mantan Kepala Desa Nanggewer Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya ini menyebut, ijtihad politiknya adalah untuk pertanggungjawaban diakhirat kelak. Ketika dimintai pertanggungjawaban mengenai pilihan pemimpin, dirinya bisa memiliki alasan jelas, rasional, masuk akal dan hasil ijtima’ ulama.
“Ya dalam kondisi kekinian, hanya kepemimpinan Prabowo-Sandiaga Uno yang bisa menyelamatkan bangsa. Berbicara Indonesia ya berbicara daerah, berbicara kampung dan desa. Ya, dari dari Pileg di Kabupaten ini,” ujarnya.
Asep yang pernah menjadi Wakil Ketua Umum 1 APDESI Kab.Tasikmalaya ini menyebut, relawannya yang tersebar dilima kecamatan di wilayah Tasik Utara telah satu komando. Saat mengampanyekan dirinya harus satu paket dengan mengampanyekan Prabowo-Sandi.
Tidak sesumbar, Caleg nomor urut 4 dari Dapil Tasikmalaya 3 yang meliputi Kecamatan Jamanis, Ciawi, Sukaresik, Kadipaten dan Pagerageung ini menargetkan kemenangan Capres-Cawapres 02 ini diangka 70 persen.
“Relawan bergerak, saya sendiri mendengar tiap hari harapan rakyat. Mereka ingin perubahan, 2019 ingin ganti presiden. Saya menargetkan 70 persen menang,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Asep memetakan sejumlah potensi dan strategi bagaimana berjuang dengan target 70 persen itu. Salah satu dari sekian banyak strataginya adalah meningkatkan silaturahmi dan komunikasi dengan orang-orang di Dapil-nya yang sama-sama memiliki nama Asep.
Tak perlu diragukan memang, kedekatan emosional dan silaturahmi para Asep ini tentu sangat erat. Sebuah nama kebanggaan yang diberikan para orang tua, kepada para Asep telah menjelma jadi kekuatan yang tak bisa diremehkan.
“Jangan dikira, orang yang bernama Asep ini banyak, termasuk di Tasik Utara ini jumlahnya subhanallah. Dari jumlah ini kan ada sanak familinya juga. Jadi ya, saya akan silaturahmi dengan Asep-Asep lainnya,” kata Asep yang rupanya masih menjabat sebagai Wedana Kaler Paguyuban Asep Dunia (PAD).
Untuk diketahui, wilayah Tasik Utara ini dulunya merupakan ke-wedana-an dengan ibu kotanya di Ciawi. Wedana sendiri merupakan pembantu pimpinan wilayah Daerah Tingkat II (kabupaten) yang membawahkan beberapa camat.
sementara PAD sendiri, merupakan cikal bakal dari Konperensi Asep Asep (KAA) tanggal 25 Oktober 2015 di Bandung Jawa Barat. Sebelumnya, organisasi ini adalah Paguyuban Asep (PA) lalu dalam konperensi itu diubah menjadi Paguyuban Asep Dunia (PAD). (Naim)