BANDUNG BARAT (CM) – Warga RT 04 RW 04, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) merasa khawatir pasca pemukimannya diterjang banjir bandang pada Selasa 15 Februari 2022.
Banjir bandang tersebut berasal dari luapan sungai Cihaur yang tak jauh dari pemukiman warga. Akibatnya, sebanyak 41 rumah dan satu masjid terdampak, bahkan satu diantaranya mengalami rusak berat.
Salah seorang warga, Ridwan (35) mengaku, banjir bandang tersebut merupakan bencana alam yang terjadi untuk kedua kalinya dan khawatir akan terjadi kembali.
“Salah satu faktor banjir bandang yang terjadi itu karena pendangkalan hulu sungai Cihaur,” katanya, Rabu (16/2/2022).
Ia berharap, pemerintah segera membangun tembok penahan tanah (TPT) dan melakukan normalisasi di sungai itu.
“Sepanjang sungai itu dibiarkan begitu, kita khawatir bakal terjadi lagi banjir. Satu-satunya jalan, ya bangun dulu TPT di hulunya,” katanya.
Ia menuturkan, bencana banjir bandang di daerahnya sempat terjadi pada akhir tahun 2019, yang saat itu menggenangi pemukiman penduduk.
Baca Juga: Ada Pungli di Pasar Rajamandala Pemdes Tarik Uang Sejak 2021
Sebelumnya, pemerintah membangun TPT dengan tinggi sekitar 3 meter di bagian hilirnya, yang berhadapan dengan perumahan warga.
“Seharusnya pembangunan TPT juga dilakukan di sungai tersebut di bagian hulunya,” ujarnya.
Menurutnya, justru di bagian hulu yang mengalami pendangkalan, diperparah dengan tidak adanya TPT.
“Jarak antara sungai dengan dataran di bagian hulu terlalu pendek sehingga air meluap ke bagian hilir, yang bertepatan dengan perumahan warga,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, warga dulu pernah mengajukan supaya TPT di hulu juga dibangun. Namun, yang dibangun hanya bagian hilir sehingga ketika curah hujan tinggi air tetap meluap.
Saat peristiwa banjir bandang, kata dia, rumah keluarganya yang berhadapan dengan sungai tersebut terendam sekitar setengah meter.
“Kalau di belakang karena posisi rumahnya di bawah, ketinggian air sampai satu meteran,” tandasnya.(alif)