BANDUNG, (CAMEON) – Sepanjang 2016, sebanyak 26 kasus pengaduan yang diterima oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat. Aduan tersebut sebagian besar terkait kasus pertambangan. Menurut Ketua Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdhan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) semakin parah.
”Terdapat kasus besar terkait infrastruktur. Di antaranya, kasus kereta cepat, bandara Kertajati, pelabuan Panjunan, pembangunan PLTU di Indramayu dan Cirebon,” ungkap Dadan kepada wartawan, Senin (2/1).
Selain itu, tercatat sebanyak 656 kejadian yang terjadi sepanjang 2016. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan 2015 sebanyak 525 kejadian. Kejadian terbanyak terjadi di Sukabumi, Garut, Bandung Barat dan Kabupaten Bogor.
Dari sisi korban pun pada 2016 meningkat. Sebanyak 123 orang menjadi korban bencana. Sebanyak 8.500 rumah rusak. Di taksir kerugian mencapai Rp 1 triliun.
”Selain bencana alam, pada 2016 tercatat 23 kasus sarana pembangunan komersil dan properti,” katanya.
Paling banyak, lanjut dia, terjadi di Kota Bandung yaitu17 kasus. Selanjutnya dua kasus masing-masing terjadi di Kabupaten Bogor, Bandung Selatan dan Garut. Diakui olehnya, tindakan pemerintah dalam hal ini sangat lemah. Terutama dalam hal penegakan dan pengawasan tata ruang.
”Misalkan saja di Kota Bandung, kebijakan deskresi Wali Kota Bandung terhadap pelanggaran perizinan dan pembangunan hanya cukup diberikan kompensasi saja,” pungkasnya. (putri)