BANDUNG BARAT, (CAMEON) – Wakil Bupati Bandung Barat, Yayat T. Sumitra, mengapresiasi program peningkatan budaya membaca dan pembinaan terhadap sejumlah sekolah yang selama ini digagas oleh USAID PRIORITAS.
“Pemerintah telah berkomitmen mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, baik manusia maupun dana, untuk menerapkan beragam praktik pendidikan yang baik dampak program USAID PRIORITAS pada seluruh sekolah yang ada di Bandung Barat,” beber Yayat, pekan kemarin.
Ia ingin, semua sekolah di Bandung Barat mempunyai kualitas yang baik. Tidak ada negara yang maju kecuali pasti di dalamnya ada pendidikan yang berkualitas. Tidak ada pendidikan yang berkualitas kecuali pasti karena ditopang oleh sumber daya guru yang hebat. Demikian ungkapan Yayat dalam Pelatihan Buku Bacaan Berjenjang (B3) di Gugus Karyawangi, Parongpong, Bandung Barat.
Ini adalah pengembangan B3 merupakan salah satu bagian dari upaya Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) meningkatkan tarap literasi bangsa Indonesia melalui program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students).
Pada awalnya di Bandung Barat hanya terdapat enam belas SD/MI dan delapan SMP/MTs yang mendapat pembinaan langsung sebagai sekolah mitra USAID PRIORITAS. Karena melihat dampak positif program berupa kemajuan sekolah mitra, pemerintah daerah kemudian berkomitmen untuk menyebarluaskan praktik pendidikan yang baik dampak program USAID ke seluruh sekolah untuk menjangkau seluruh guru.
Yayat menyampaikan terima kasih kepada USAID PRIORITAS yang telah memberikan sumbangan buku untuk 140 satuan pendidikan jenjang SD dan MI di Kabupaten Bandung Barat.
Pemberian sumbangan tersebut, telah mengurangi beban pemerintah dalam memfasilitasi pengadaan buku bacaan untuk satuan pendidikan. Menurutnya, pemberian sumbangan buku untuk sekolah/madrasah di Kabupaten Bandung Barat tersebut sejalan penerapan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terkait dengan penumbuhan budi pekerti.
“Pada program tersebut ada keharusan dari setiap sekolah untuk meluangkan waktu sekitar 15 menit agar siswa membaca sebelum melakukan aktifitas pembelajaran,” katanya.
Perwakilan USAID PRIOTAS, Erna Irnawati ingin, hibah buku bukan sekadar pemberian buku. Ia mengaku, pihaknya telah melatih faslitator daerah (fasda) Bandung Barat untuk memastikan buku B3 digunakan secara semestinya.
Para fasda kemudian melatih para guru kelas awal mengenai cara penggunaan B3 untuk meningkatkan keterampilan membaca anak kelas awal.
“Kami membagikan buku ke sekolah pada saat pelatihan guru di daerah dan pelatihan guru memiliki makna strategis agar buku digunakan secara efektif bagi tumbuhnya kemampuan siswa membaca dan berkembangnya budaya baca,” papar Erna.
Erna Irnawati juga sebut, selain melalui program B3, pihak USAID membantu Bandung Barat dan 12 daerah mitra di Jawa Barat untuk meningkatkan literasi dengan sejumlah langkah. Pertama menyediakan buku bacaan fiksi dan non fiksi sebanyak 150 judul per sekolah mitra. Kedua bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) memberikan hibah buku bacaan berbahasa Inggris kepada SD/MI mitra.
Selanjutnya, meningkatkan kemampuan literasi anak dalam proses belajar-mengajar melalui pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru sekolah mitra. Kemudian melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam menyusun perencanaan program dan kegiatan budaya baca di tingkat sekolah.
Langkah berikutnya adalah mendorong sekolah untuk melakukan kemitraan dengan perpustakaan daerah, CSR, orangtua/masyarakat, dan alumni. Kemudian mendorong pemerintah daerah menyusun kebijakan terkait kota literasi, dan terakhir membantu stakeholder daerah menyusun perencanaan kabupaten/kota literasi. cakrawalamedia.co.id (Ginan)