Menu

Mode Gelap
Mudik Bersama Polres Tasikmalaya; Ratusan Pemudik Merasa Terbantu dan Nyaman Ngaji On The Road; Menggapai Kasih Sayang dan Berkah di Kota Tasikmalaya Hengky Tegaskan H-7 Perusahaan Wajib Bayar THR Tepat Waktu Nasib Para Mahasiswa STMIK Tasikmalaya; Wahid Minta Pemda Jamin Kelangsungan Pendidikan di Tengah Pencabutan Izin Operasional Proyek Dikuasai Pokir DPRD, Pengusaha Lokal KBB Menjerit

Teknologi · 10 Okt 2021 22:34 WIB ·

Ula, Startup e-Commerce Indonesia yang Dapat Suntikan Dana Jeff Bezos


					Ula, Startup e-Commerce Indonesia yang Dapat Suntikan Dana Jeff Bezos Perbesar

Ula, Startup e-Commerce Indonesia yang Dapat Suntikan Dana Jeff Bezos

DKI DJAKARTA (CM) – Indonesia semakin menancapkan cakarnya di dunia startup. Ada sebuah startup asal Indonesia bernama Ula yang dikabarkan mendapat suntikan dana dari pendiri Amazon, yaitu Jeff Bezos.

Dilansir Tech Crunch melalui detikcom, Ula mendapat pendanaan Seri B sebesar USD 87 juta (Rp 1,2 triliun) dari Prosus Ventures, Tencent, dan B Capital. Nah, Bezos dikabarkan ikut menyuntik dana lewat Bezos Expeditions. Sementara B Capital, Tencent, dan Prosus Ventures diposisikan menjadi co-lead. Artinya startup Ula masuk dalam golongan startup Unicorn.

“Investor terbaru Ula datang dengan keahlian global dan berbagi pemikiran jangka panjang perusahaan. Kami senang mereka percaya dengan misi Ula dan harapannya bisa belajar dari pengalaman mereka membayangkan ulang ritel di pasar tumbuh yang lainnya,” kata Co-founder dan CEO Ula, Nipun Mehra dalam pernyataan resminya.

Startup e-commerce Ula baru berumur 1,5 tahun dan berbasis di Jakarta. Sebelumnya, mereka sudah mendapat pendanaan dari B Capital Group, Sequoia Capital India, Lightspeed Venture Partners dan Quona Capital.

Jeff Bezos dilaporkan kepincut Ula yang merupakan platform e-commerce B to B, karena memang Amazon belum masuk ke Asia Tenggara dan hanya hadir secara terbatas di kawasan ini.

Startup Ula didirikan oleh Nipun Mehra (mantan eksekutif Flipkart di India dan mantan mitra di Sequoia Capital India), Alan Wong (sebelumnya bekerja di Amazon), Derry Sakti (yang mengawasi operasi raksasa barang konsumen P&G di Indonesia), dan Riky Tenggara (sebelumnya di Lazada dan aCommerce).

Pandemi COVID-19 tampaknya mendorong Ula lebih maju karena ekonomi didorong jadi digital. Ula membuat kemajuan dari dalam setahun sudah memiliki 20.000 toko. Investor pun mulai melirik.

“Banyak pasar ritel Indonesia tidak diatur. Contohnya sektor makanan dan sayuran, banyak petani jual ke agen, lalu dia jual ke pasar. Dari pasar ini, barang masuk ke grosir kecil dan seterusnya. Banyak pemain di rantai suplai,” kata Mehra kepada Tech Crunch.

Ula mengatakan ingin fokus dulu di Indonesia, kesempatan masih terbuka besar. Belanja ritel diharapkan tembus USD 500 miliar dalam 4 tahun, kata Kabir Narang selaku Founding General Partner di B Capital Group. Selain fast-moving consumer goods (FMCG) Ula juga akan merambah sektor sandang dan elektronik. **

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 184 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Tips Mencegah HP Overheat Saat Cuaca Panas Melanda

30 April 2023 - 19:53 WIB

Honda U-GO GT, Motor Listrik Sporty Terbaru dari Wuyang Honda di China

27 Maret 2023 - 12:17 WIB

Didimax Berikan Pemahaman Tentang Forex Melalui Buku 3ema Expert

28 Agustus 2022 - 08:49 WIB

Didimax Berikan Pemahaman Tentang Forex Melalui Buku 3ema Expert

Sudah Tahu Kelebihan Infinix Note 11? Simak Selengkapnya!

23 Januari 2022 - 10:30 WIB

Sudah Tahu Kelebihan Infinix Note 11

WhatsApp Punya Celah untuk Dihack

4 Desember 2021 - 12:40 WIB

WhatsApp Punya Celah untuk Dihack

iPhone 14 Makin Gahar, Tertanam Memori Internal 2TB

6 Oktober 2021 - 08:23 WIB

iPhone 14 Makin Gahar, Tertanam Memori Internal 2TB
Trending di Teknologi