BANDUNG BARAT (CM) – Tiga desa menjadi finalis pada kegiatan Desa Inovatif dalam rangka peringatan HUT KBB ke 14 yang jatuh pada 19 Juni 2021.
Ketiga desa tersebut yakni Kertawangi, Kertamulya dan Mandalawangi untuk menjadi desa terbaik diantara 165:yang ada di KBB.
Sekretaris Panitia HUT KBB 14, Agus Ganjar Hidayat mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk memeriahkan HUT KBB ke 14 dengan melibatkan para kepala desa.
“Para kepala desa memaparkan program unggulan di wilayah masing-masing yang berkaitan dengan inovasi terutama dalam pelayanan masyarakat,” katanya, Jumat (18/6).
Ia menambahkan, berdasarkan hasil penilaian ketiga desa tersebut yakni Kertawangi, Kertamulya dan Mandalawangi menjadi finalis dan menunggu hasil penilaian.
“Tiga besar sudah ada tinggal menunggu hasil penilaiannya,” katanya.
Kepala Desa Kertawangi, Steve Ewon mengatakan, pihaknya menjadi finalis lantaran inovasinya dengan meluncurkan program kampung sampah yang melibatkan warga di dua RW.
“Di dua RW ini setidaknya ada 800 KK yang terlibat menjadi masyarakat yang mengelola dan menyelesaikan persoalan-persoalan sampah yang ada di lingkungannya,” katanya.
Ia menjelaskan, program pengurangan sampah sejak dari rumah tangga, salah satunya dengan pembuatan TPS3R atau Reduce, Reuse, Recycle.
TPS3R tersebut dibangun berdasarkan program dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Satgas Citarum Harum. Tujuannya untuk menekan produksi sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti.
“Kita masifkam sosialisasi lebih ke daur, pengelolaan lalu ke TPA jadi sampah itu menumpuk di TPA. Oleh Pemdes Kertawangi paradigma masyarakat kita rubah agar sampah yang kita produksi itu ditanggungjawab oleh kita,” jelasnya.
Menurut Steve, produksi sampah di Desa Kertawangi mencapai 2 ton dalam sehari. Dengan asumsi setiap kepala keluarga menghasilkan 0,7 kilogram sampah.
“Hitung saja warga Kertawangi misalnya 13.539 orang dikali 0,7 nah itu kan hampir 9,5 ton perhari, berarti itu bisa mengurangi masalah di TPA,” tegasnya.
Jenis sampah yang paling banyak diproduksi lanjut dia, yaitu sampah rumah tangga dan sampah plastik. Tujuan besar dari program tersebut yakni untuk mengedukasi masyarakat soal memilah sampah dari rumah tangga.
“Kita sekaligus mengedukasi masyarakat untuk mendaur sampah sejak dari rumah tangga. Karena inovasinya adalah membuat kampung kurang sampah, konsep program itu bagaimana memberikan Kesadaran kepada masyarakat agar setiap menemukan sampah untuk diambil dan didaur ulang,” pungkasnya. (Suwitno)