News

Terancam Kekeringan, Ratusan Warga di KBB Tolak Aktivitas Pengeboran PT. Pionirbeton Industri

169
×

Terancam Kekeringan, Ratusan Warga di KBB Tolak Aktivitas Pengeboran PT. Pionirbeton Industri

Sebarkan artikel ini

BANDUNG BARAT (CM) – Sebanyak 200 Kepala Keluarga di Kampung Cibacang RW 04, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menolak aktivitas pengeboran yang dilakukan PT. Pionirbeton Industri.

Penolakan itu berangkat dari keresahan warga akan ancaman kekeringan ekstrem di wilayah mereka. Ancaman kekeringan tersebut disebabkan atas aktivitas pengeboran sumur artesis yang dilakukan secara serampangan.

Tokoh masyarakat RW04, Toto Hardianto (65) mengatakan, PT. Pionirbeton yang berada di kawasan industri Cimareme tersebut, melakukan pengeboran artesis tidak jauh dari pemukiman warga.

“Jelas akan berdampak kepada 4 RT di RW 04, 200 KK lebih keberatan jika pengeboran artesis itu terus dilanjutkan,” ujar Toto kepada wartawan, Selasa (01/02/2022).

Menurutnya, warga RW04 tidak pernah memberi persetujuan kepada PT. Pionirbeton Industri terkait aktivitas pembuatan artesis.

“Mereka (PT. Pionirbeton) tidak ada izin lingkungan dulu. Masyarakat Kampung Cibacang RW04 tetap menolak ada aktivitas itu,” ungkapnya.

Toto menjelaskan, terdapat beberapa poin masyarakat menolak aktivitas tersebut, salah satunya, pengeboran artesis yang dilakukan oleh PT. Pionirbeton tersebut untuk kepentingan produksi perusahaan.

“Produksinya itu 24 jam, air warga yang akan terkena dampaknya,” kata Toto.

Baca Juga : DLH Temukan Limbah Batu Bara Yang dibuang sembarangan di Bandung Barat

Karena keberatan dan merasa terganggu dengan aktivitas pengeboran artesis itu, Toto beserta perwakilan warga pun melaporkan kegiatan tersebut ke pemerintah desa, kecamatan dan Satpol PP.

“Kita membawa surat pernyataan yang berisikan keberatan warga, dengan tegas masyarakat meminta untuk segera menghentikan kegiatan. Kami sudah meminta pemerintah Desa, Kecamatan dan Satpol PP, ketiga intansi itu sudah melakukan sidak. Tapi pihak perusahaan tetap melanjutkan aktivitasnya,” ungkapnya.

Jika PT. Pionirbeton bersikukuh melanjutkan aktivitas tersebut, Toto khawatir, warga terdampak kembali menggunakan air solokan di saluran irigasi yang melintas di kampung mereka untuk kebutuhan utama.

“Dulu pernah kekeringan akibat ada sumur bor artesis di dekat pemukiman, sejak ada itu warga memakai air irigasi untuk keperluan mereka. Kita tidak ingin itu terjadi kembali,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Padalarang, Dudi Supriadi mengatakan dirinya pada 28 Desember 2021 lalu sudah melakukan sidak ke lokasi aktivitas pengeboran artesis yang dilakukan oleh PT. Pionirbeton Industri.

“Sudah disidak oleh kami, dan saya pun mediasi langsung antara masyarakat dan perusahaan. Saat ini kami sedang menunggu keputusan dari pihak perusahaannya,” ujar Dudi.

Selain itu, Dudi pun sudah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat untuk menindaklajuti aktivitas pengeboran artesis.

“Untuk pelanggaran itu tidak ada juga tinggal itu komunikasi saja antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Karena saya sudah berkoordinasi dengan PSDA Pemprov Jabar,” tutupnya. (WIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *