News

Syahdunya Derap Langkah Ribuan Pejuang Ciamis

191
×

Syahdunya Derap Langkah Ribuan Pejuang Ciamis

Sebarkan artikel ini
Syahdunya Derap Langkah Ribuan Pejuang Ciamis

CIAMIS, (CAMEON)-Derap langkah yang penuh semangat itu terlihat penuh pesona. Ribuan pasang kaki masih berjalan ditengah guyuran hujan.

Hari mulai gelap. Hujan deras baru saja mengguyur kawasan Sukahaji, Cihaurbeuti dan beberapa titik di perbatasan Ciamis dan Tasikmalaya.

Ditengah itu semua, ribuan orang masih tetap istiqomah melangkah. Sudah lebih dari 30 km langkah mereka memasuki kawasan perbatasan Ciamis-Tasikmalaya ini. Mereka terus melangkah.

Sepanjang perjalanan, para pejalan kaki ini tetap terlihat semringah. Sesekali mereka melempar senyum dan kadang bersalaman dengan masyarakat yang dilewatinya.

“Pidoana, Ibu. Bapa. Para wargi sadayana. Mudah-mudahan salamet diajalanna,” tutur salah seorang Santri yang belakangan diketahui bernama Thosin, di sekitar Sindangkasih Ciamis, Senin (28/11/2016) sore.

Pemuda usia 30-an ini melangkah bersama ribuan orang lainnya. Mereka berasal dari berbagai desa seantero Ciamis. Lalu berkumpul di Mesjid Agung Ciamis dan kemudian melangkah menuju Jakarta.

Bersama rombongan lainnya yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI Kab.Ciamis, Thosin mantap menuju Jakarta dengan berjalan kaki.

“Subahnallah. Sepanjang perjalanan, kami didoakan oleh masyarakat. Mereka memberikan bekal, air minum, makanan, bahkan uang. Mereka memberikan itu semua dengan ikhlas sepanjang perjalanan,” ujarnya sambil terus melangkah.

Bantuan dari masyarakat itu adalah dukungan dari masyarakat yang tidak bisa berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam III 2 Desember 2016.

“Banyak yang mendukung kami berangkat. Tidak sedikit masyarakat mendukung kami dengan linangan air mata,” katanya.

Memang, apa yang dikatakannya itu bukanlah lebay. Sepanjang jalan, CAMEON melihat kenyataan itu. Bagaimana masyarakat bersatu, mendukung dan mendoakan para mujahidin ini berangkat ke Jakarta.

Apa yang mereka lakukan, kata dia, semata-mata adalah panggilan nurani. Tidak ada yang bisa mencegah, bagaimana mereka berjihad menegakan harga diri ulama yang dianggap bohong oleh penista.

“Apa yang kami lakukan ini belum seberapa jika dibandingkan dengan para ulama terdahulu yang ikut menegakan negara ini. Mereka mengorbankan darah dan air matanya. Kalau kami baru sebatas keringat dan kaki bengkak,” ujarnya.

Rencananya, para rombongan ini akan istirahat di Pondok Pesantren Miftahul Huda Ustmaniyah, Cihaurbeuti, sebagai titik kumpul kedua. Ini adalah daerah perbatasan dengan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.

Di Pesantren sepuh ini, akan ada tausyiah dari para guru alim ulama. Menurut para santri yang tengah berjalan, di Pesantren inu juga akan dan jumpa pers. Apakah mereka akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki atau difasilitasi dengan kendaraan bis. (Gaza)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *