LEMBANG, (CAMEON) – Sejumlah warga di wilayah Lembang Kabupaten Bandung Barat mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3 Kg. Kesulitan mendapat elpiji sudah berlangsung selama seminggu, walaupun ada, elpiji dijual dengan kisaran harga antara Rp27 – 30 ribu/kg.
Untuk kebutuhan masak, warga terpaksa menggunakan kayu bakar karena susahnya mendapatkan elpiji 3 kg. “Sudah mahal, barangnya pun tidak ada. Akhirnya, saya terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak,” kata Endip, 64, warga Kampung Cikareumbi Desa Cikidang Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jumat (21/10).
Menurut dia, tiap kali dirinya kerap dilanda keresahan gara-gara gas melon jarang tersedia, padahal setiap harinya ia harus memasak untuk keluarganya. Dia menyebut, hampir semua tetangganya di satu RT kini beralih menggunakan kayu bakar yang mesti dicari sampai ke wilayah hutan yang jaraknya mencapai 2 km.
“Saya dan tetangga terpaksa pakai kayu bakar meski kalau menanak nasi harus lebih lama dibanding memakai elpiji, tapi mau gimana lagi elpijinya engga ada. Meski dijual dengan harga mahal, kalau barangnya ada pasti saya beli,” tuturnya.
Bahkan, untuk mendapatkan satu tabung elpiji pun dirinya terpaksa harus mencari sampai ke Kota Lembang, tapi setelah sampai di sana (Lembang), agen tidak bisa melayani pembelian eceran.
“Si agen bilangnya ga bisa dijual eceran, harus langsung beli 10 tabung. Sudah bolak-balik ke warung tetap engga ada, ya akhirnya untuk sementara pakai kayu bakar saja,” bebernya.
Edah, 40, warga lainnya mengatakan, untuk memperoleh pasokan gas, biasanya dia menitipkan tabung kosong ke toko yang biasa menjual elpiji. Apabila setelah beberapa hari pemasok elpiji datang, tabung kosong itu baru bisa ditukar dengan tabung berisi gas.
“Kalau ibu punya dua tabung, yang satu buat cadangan kalau gas mau habis langsung dititip ke warung. Kalau engga begitu pasti saya ga bisa memasak,” ucapnya.
Edah menduga ada spekulan yang menimbun elpiji 3 kg sehingga mengalami kelangkaan di masyarakat. Atau mungkin saja, pemerintah sedikit demi sedikit menarik elpiji 3 kg untuk diganti dengan gas berukuran 5,5 kg.
Namun, apabila memang akan diganti pun, Edah mengaku tidak mau dialihkan ke tabung 5,5 kg karena harus menambah uang sebesar Rp130 ribu/tabung.
“Yang saya persoalkan mengapa ganti tabung kok harus bayar lagi, harusnya kalau mau ganti ya ganti jangan harus keluar uang lagi,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Nta)